Anda memiliki rekan kerja atau keluarga yang terdiagnosis Tuberkulosis (TB)? Atau Anda saat ini sedang mengalami TB? Tetap tenang, TB merupakan salah satu penyakit yang dapat dicegah keterparahan dan penularannya, bahkan dapat disembuhkan.
Penyebab TB adalah Mycobacterium Tuberculosis yang kerap menyerang paru-paru. Mycobacterium Tuberculosis merupakan salah satu agen infeksi yang cerdas dan mematikan di mana ia mampu menghindari sistem kekebalan tubuh kita. Bakteri ini memiliki semacam pengikat: permukaan unik yang hampir tak tertembus yang melindungi bakteri dari serangan sistem kekebalan dan antibiotik kita. Selain itu, bakteri dipersenjatai dengan gudang protein yang luas, yang disekresikan untuk memanipulasi dan dengan licik menghindari sistem kekebalan kita.
Bakteri TB yang masuk dalam tubuh, hidup dan berkembang biak di dalam makrofag. Dengan jarangnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara utuh (Medical Check Up) serta mendapatkan pajanan dari zat pembawa bakteri TB, dapat menyebabkan makrofag penuh dengan bakteri sehingga sel mati. Hal ini mengakibatkan makrofag lain yang masih berfungsi berusaha untuk masuk lalu membuang sel mati. Namun sebaliknya makrofag tersebut justru terinfeksi bakteri TB dan hal ini terus berlanjut hingga paru-paru terisi penuh oleh bakteri TB. Faktanya, seperempat populasi manusia kerap beraktivitas dengan bakteri TB yang “tertidur”. Bakteri TB dapat bereaksi secara ganas ketika sistem kekebalan sedang lemah, yang membuat bakteri TB menang dan membunuh inangnya.
Statistik TB di Dunia dan Indonesia
Dalam catatan WHO pada tahun 2020, sebanyak 1,5 juta orang meninggal disebabkan TB. TB menjadi penyebab kematian ke-13 serta pembunuh menular nomor dua setelah COVID-19 (di atas HIV/AIDS). Pada tahun 2020, terdapat perkiraan 10 juta kasus orang yang terdiagnosis TB di seluruh dunia dengan perbandingan 5,6 juta pria, 3,3 juta wanita dan 1,1 juta anak-anak.
TB terdapat di semua negara dan terjadi pada semua kelompok umur. Di tahun 2020, negara-negara di Asia menjadi penyumbang kasus TB baru terbanyak di dunia. Indonesia menjadi negara ketiga setelah India di uruan pertama dan China di urutan kedua. Secara global, persentase kasus TB menurun sekitar 2% per tahun dan antara 2015 dan 2020 pengurangan kumulatif adalah 11%. Tentu dengan diagnosis dan pengobatan sedini mungkin, risiko kematian akibat TB dapat dikurangi; diperkirakan 66 juta nyawa diselamatkan melalui diagnosis dan pengobatan TB antara tahun 2000 dan 2020.
Secara global, hampir satu dari dua rumah tangga yang terkena dampak TB, harus menghadapi biaya yang lebih tinggi dari 20% pendapatan rumah tangga mereka, menurut data survei biaya pasien TB nasional terbaru. Dan diperkirakan pada tahun 2022, US$ 13 miliar dibutuhkan setiap tahun untuk pencegahan, diagnosis, pengobatan dan perawatan TB untuk mencapai target global yang disepakati pada pertemuan tingkat tinggi PBB tentang TB pada tahun 2018.
Gejala TB dan Cara Mendiagnosisnya
Tanda dan gejala TB aktif:
- Batuk lebih dari tiga minggu;
- Kadang disertai dahak atau darah;
- Penurunan berat badan, demam;
- Nyeri dada, lemas;
- Keringat di malam hari.
WHO merekomendasikan pemeriksaan di laboratorium/layanan kesehatan terdekat pada semua orang dengan tanda dan gejala TB.
Hal yang perlu Dilakukan Saat Terdiagnosis TB
Tidak perlu merasa pesimis, karena penderita TB dapat sembuh. Dengan pengobatan, penyakit tuberkulosis dapat disembuhkan. Dokter akan akan meresepkan obat antimikroba yang perlu dikonsumsi secara kontinyu selama 6 bulan. Informasi dan dukungan kepada pasien oleh petugas kesehatan atau sukarelawan terlatih perlu dilakukan karena konsumsi obat tidak boleh terputus.
Untuk mencegah terjadinya penularan kepada orang lain, Anda perlu:
- Ajukan izin cuti dari pekerjaan atau studi hingga dokter menyatakan bahwa kamu sudah aman untuk kembali beraktivitas;
- Selalu tutup mulut saat batuk, bersin atau tertawa;
- Buang tisu bekas dengan hati-hati ke dalam kantong plastik tertutup;
- Pastikan sirkulasi udara segar untuk kamu hirup;
- Hindari tidur di kamar yang sama dengan orang lain.
Menilai besarnya pajanan bahaya potensial di tempat kerja merupakan langkah yang preventif yang penting, terlebih Anda yang memiliki usaha atau berada pada posisi sebagai direktur atau manajer. Prodia OHI dapat menjadi kolega terbaik Anda untuk melakukan penilaian besaran pahanan bahaya potensial di tempat kerja. Dengan pengukuran bahan pajanan tersebut atau metabolit atau produk pajanan, yang terdapat dalam jaringan atau spesimen tubuh, seperti darah, urin atau rambut, maka Anda dapat melakukan perencanaan terkait sistem kerja yang akan Anda lakukan serta mempromosikan pemakaian masker dan alat pelindung diri yang khusus. Mari cegah terjadinya kondisi TB di tempat kerjamu agar Anda dapat #KerjaBersamaSehatBersama.
Sumber: t.ly/ovHp t.ly/YsUQ t.ly/PT8C