Mengapa Pengujian Bakteri Salmonella Esensial dalam Industri Pangan?

uji bakteri salmonella esensial untuk industri f&b

Tahukah Anda bahwa Salmonella adalah 1 dari 4 penyebab utama diare di dunia? Bakteri Salmonella merupakan salah satu bakteri penyebab infeksi saluran pencernaan yang ditularkan melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi. Dalam industri makanan dan minuman, keamanan produk adalah hal yang tidak dapat ditawar. Maka dari itu penting bagi perusahaan yang bergerak di industri pangan untuk mengetahui seluk beluk bakteri Salmonella dan pentingnya uji deteksi bakteri ini, agar perusahaan dapat memastikan setiap produk akhir yang beredar di pasar aman dan bebas dari kontaminasi Salmonella.

Sumber Penyebaran bakteri Salmonella

Memahami dan mengenali sumber-sumber bakteri ini penting untuk mencegah penularan bakteri Salmonella dan melindungi kesehatan dari penyakit yang dapat ditimbulkannya. Berikut adalah sumber penyebaran bakteri Salmonella, diantaranya:

Telur Setengah Matang atau Mentah

Bakteri Salmonella sering ditemukan pada telur yang tidak dimasak hingga matang sempurna. Mengonsumsi telur yang hanya setengah matang atau mentah dapat meningkatkan risiko terinfeksi bakteri ini.

Daging Mentah atau Setengah Matang

Baik daging merah maupun unggas yang tidak dimasak hingga suhu internal yang cukup untuk membunuh bakteri, dapat berisiko tinggi mengandung Salmonella.

Buah dan Sayur yang Tidak Dicuci Bersih

Bakteri ini dapat berpindah dari tanah atau air yang terkontaminasi ke buah dan sayuran. Mencuci buah dan sayuran dengan bersih sebelum dikonsumsi adalah kunci untuk mencegah penularan.

Makanan Olahan Seperti Sosis dan Nugget

Produk olahan ini bisa terkontaminasi Salmonella selama proses produksi, jika bahan baku atau proses produksi tidak dijaga kebersihan dan keamanan pangannya.

Baca Juga:  Di Dalam Ruangan, Tapi Masih Kena Polusi?

Produk Berbahan Telur Mentah

Produk yang mengandung komponen telur mentah, seperti mayones, bisa menjadi media pertumbuhan Salmonella jika telur yang digunakan terkontaminasi.

Susu dan Produk Olahan Susu yang Tidak Dipasteurisasi

Bakteri Salmonella dapat bertahan pada susu dan produk susu yang tidak melewati proses pasteurisasi. Proses pasteurisasi merupakan salah satu metode yang digunakan untuk membunuh mikroorganisme berbahaya.

Bahan Makanan Terkontaminasi Bakteri Salmonella

Bakteri ini bisa mengontaminasi berbagai bahan makanan, terutama yang disimpan atau diolah dalam kondisi higienis yang buruk. Kontaminasi silang dari bahan mentah ke produk akhir maupun dari peralatan produksi dan alat makan ke makanan juga dapat menjadi penyebab kontaminasi bakteri ini.

Air yang Terkontaminasi Bakteri Salmonella

Sumber air yang terkontaminasi dapat menjadi media penyebaran Salmonella, terutama jika digunakan untuk mencuci makanan atau sebagai bahan baku produksi.

Cara Mencegah Bakteri Salmonella dalam Proses Pengolahan

Berikut adalah langkah-langkah yang dapat diambil untuk mencegah kontaminasi bakteri Salmonella dalam proses pengolahan makanan, di antaranya:

Penerapan Prosedur Sanitasi yang Ketat

Menjaga kebersihan lingkungan kerja termasuk peralatan dan permukaan yang sering disentuh penting untuk mencegah penyebaran bakteri. Rutinitas pembersihan dan sanitasi yang ketat membantu mengurangi kemungkinan kontaminasi bakteri di dapur dan area pengolahan.

Memisahkan Bahan Mentah dari Produk Jadi

Bahan mentah seperti daging dan sayuran harus disimpan dan diproses terpisah dari produk yang siap konsumsi. Hal ini menghindari kontaminasi silang, dimana bakteri dari bahan mentah bisa berpindah ke produk yang tidak memerlukan pemasakan lebih lanjut.

Menghindari Kontaminasi Silang

Selain memisahkan bahan mentah dan produk jadi, penting untuk menggunakan peralatan yang berbeda, seperti pisau dan talenan untuk makanan siap saji, daging, unggas dan bahan makanan lain. Pemisahan peralatan, terutama chopping board dan pisau dapat dilakukan dengan kode warna untuk  mempermudah kru produksi dalam mengingat dan mengurangi risiko tertukar, contohnya:

  • Merah : digunakan untuk daging mentah, dan makanan berisiko tinggi lainnya yang dapat menyebabkan penyakit bawaan makanan.
  • Biru    : digunakan untuk daging ikan mentah dan makanan laut lainnya.
  • Hijau   : digunakan untuk buah dan sayuran.
  • Kuning : digunakan untuk daging unggas mentah
  • Putih  : digunakan untuk makanan siap santap.

Pastikan juga kru produksi memahami pentingnya mencuci tangan secara teratur, terutama setelah menyentuh bahan mentah, untuk mengurangi risiko kontaminasi melalui tangan.

Baca Juga:  Pemeriksaan EKG dalam Medical Check Up: Deteksi Dini untuk Kesehatan Jantung Optimal

Memastikan Proses Pemasakan Matang Sempurna

Bakteri Salmonella mati pada suhu yang cukup tinggi. Pastikan semua makanan, terutama daging dan telur, dimasak hingga mencapai suhu internal yang aman sebelum disajikan.

Pelatihan Karyawan yang Efektif

Karyawan harus dilatih tentang pentingnya kebersihan pangan dan teknik-teknik yang benar untuk mengolah makanan. Pelatihan ini harus mencakup cara-cara mencegah kontaminasi silang, pentingnya memasak makanan hingga matang sempurna, dan kebiasaan mencuci tangan yang baik.

Pengujian Mikroba pada Bahan Makanan dan Produk Jadi Secara Rutin

Rutin melakukan pengujian mikrobiologi pada bahan makanan dan produk jadi membantu memastikan bahwa tidak ada kontaminasi Salmonella. Pengujian ini bisa menjadi bagian dari sistem jaminan kualitas dan membantu untuk mengidentifikasi dan mengatasi potensi masalah sebelum produk mencapai konsumen.

Gejala Infeksi Salmonella

Umumnya, tanda dan gejala infeksi Salmonella ini akan berlangsung selama 2-7 hari. Diare dapat berlangsung sampai 10 hari, meskipun mungkin diperlukan beberapa bulan sebelum usus kembali normal. Namun, secara umum ada sejumlah gejala Salmonella, yaitu:

Mual

Perasaan ingin muntah seringkali merupakan salah satu gejala awal infeksi, sebagai respons tubuh terhadap patogen dalam sistem pencernaan.

Muntah

Mekanisme pertahanan tubuh untuk mengeluarkan konten yang terkontaminasi dan mengurangi tekanan pada perut dan usus.

Diare

Terjadi akibat iritasi dan peradangan pada lapisan usus, yang menyebabkan frekuensi buang air besar meningkat dan konsistensi tinja menjadi cair.

Demam

Respons imun tubuh terhadap infeksi, dimana suhu tubuh meningkat untuk memerangi bakteri.

Kram Perut

Nyeri atau ketidaknyamanan di area perut yang disebabkan oleh spasme otot usus sebagai respons terhadap iritasi.

Panas Dingin

Merupakan gejala umum dari demam, di mana pasien merasa bergantian antara merasa panas dan kedinginan.

Sakit Kepala

Sering terjadi bersamaan dengan demam; merupakan respons tubuh terhadap stres dari infeksi.

Darah dalam Tinja

Menunjukkan adanya peradangan yang lebih serius atau kerusakan pada lapisan usus, yang membutuhkan perhatian medis segera.

Mengapa Pengujian Salmonella Penting Dilakukan?

Dalam industri makanan dan minuman (F&B), keamanan dan kualitas produk merupakan prioritas utama. Berbagai bakteri patogen, seperti Salmonella, dapat mengontaminasi makanan dan menyebabkan penyakit serius pada konsumen. Implementasi prosedur pengujian yang efektif terhadap bakteri seperti Salmonella merupakan langkah penting untuk memastikan makanan yang dihasilkan aman untuk dikonsumsi, seperti:

Baca Juga:  Menilik 14 Tahun Prodia OHI

Mematuhi Regulasi Keamanan Pangan

Pengujian Salmonella penting untuk membantu produsen mematuhi regulasi keamanan pangan sebelum dipasarkan. Di beberapa negara, ekspor produk pangan harus melampirkan bukti pengujian bahwa produk tersebut bebas dari kontaminan berbahaya sebelum dapat dipasarkan. Melakukan pengujian Salmonella secara rutin untuk memenuhi kewajiban hukum, dapat melindungi kesehatan publik dan meningkatkan kepercayaan konsumen.

Mencegah Wabah Penyakit

Pengujian Salmonella merupakan langkah kritikal untuk mencegah wabah penyakit yang disebabkan  kontaminasi pangan. Tanpa deteksi dan intervensi yang tepat, produk yang terkontaminasi dapat dikonsumsi dan menyebabkan wabah penyakit berskala besar. Pengujian rutin memungkinkan produsen untuk mengidentifikasi dan mengisolasi bahan/produk yang terkontaminasi sebelum masuk pasar dan mengurangi risiko kesehatan publik.

Menjaga Reputasi dan Integritas Merek

Dari perspektif bisnis, pengujian Salmonella penting untuk menjaga reputasi dan integritas merek. Insiden kontaminasi dapat menimbulkan kerugian dalam bentuk biaya penarikan kembali (recall) produk dan rusaknya citra brand/ merek. Pengujian yang dilakukan berkala menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kualitas dan keamanan pangan, hal ini dapat menjadi nilai tambah dalam industri yang kompetitif.

Membantu Mengoptimalkan Proses Produksi

Pengujian Salmonella membantu produsen F&B untuk mengoptimalkan proses produksinya. Dengan memahami kemungkinan kontaminasi, perusahaan dapat melakukan penyesuaian pada proses produksi untuk mencegah masalah yang sama. Hal ini dapat meningkatkan keamanan produk, serta efisiensi dan efektivitas operasional.

Memberikan Informasi tentang Kualitas dan Keamanan Rantai Pasokan

Pengujian Salmonella secara teratur memberikan informasi tentang kualitas dan keamanan bahan pangan. Informasi ini digunakan untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen rantai pasokan (supply chain) serta memastikan semua bahan baku memenuhi standar keamanan pangan. Hal ini dapat membantu mengurangi risiko kontaminasi silang dan memastikan keberlanjutan produksi yang aman.

Kesimpulan

Mengingat pentingnya pengujian Salmonella dalam industri F&B, penting bagi semua pemangku kepentingan untuk memastikan bahwa kegiatan pengujian dilakukan secara konsisten dan sesuai dengan standar industri. Prodia Food Health Laboratory menawarkan harga spesial Rp 300.000 untuk pengujian mikroba Salmonella. Laboratorium kami telah terakreditasi KAN 17025, untuk memastikan bahwa hasil uji Salmonella kami diakui secara internasional dan dapat digunakan untuk keperluan ekspor. Lakukan pengujian mikroba Salmonella agar kita semua dapat #KerjaBersamaSehatBersama. Untuk informasi lebih lanjut tentang layanan kami, silakan kunjungi website kami di www.prodiaohi.co.id