Food Safety dalam Industri F&B

Food Safety - Keamanan Makanan

Food safety atau keamanan pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia. Upaya-upaya ini penting untuk diterapkan dalam industri food & beverages (F&B) karena makanan langsung dikonsumsi dan masuk ke dalam tubuh konsumen.

Aturan Perundangan Food Safety

Food safety dijelaskan khusus dalam hukum di Indonesia, tepatnya dalam Peraturan Pemerintah RI No. 28 Tahun 2004 dan salah satu praktiknya dalam bidang F&B merujuk pada Peraturan Menteri Kesehatan No. 1096 Tahun 2011 mengenai Higiene & Sanitasi Jasa Boga. Dengan adanya regulasi itulah ditegaskan sanksi jika pelaku industri makanan/minuman ketahuan belum menerapkan kebijakan Food Safety apalagi jika sudah terlanjur muncul keluhan konsumen terkait risiko atau dampak kesehatan akibat produk-produk yang dipasarkan.

Praktik Food Safety

Food safety bukan hanya tanggung jawab industri, tetapi juga setiap individu yang terlibat dalam proses produksi dan penyajian makanan. Dengan meningkatnya kesadaran konsumen tentang kualitas makanan, praktik food safety menjadi kunci utama dalam memastikan keamanan produk yang berpengaruh pada kesehatan konsumen dan reputasi bisnis. Praktik food safety meliputi lima langkah, yaitu bersihkan, pisahkan, masak, suhu aman, dan bahan baku aman..

 

Jagalah Kebersihan

Walaupun kebanyakan mikroba tidak menyebabkan gangguan kesehatan, tetapi mikroba patogen tersebar luas di tanah, air, hewan, dan manusia. Mikroba ini terbawa oleh pangan, serbet, dan peralatan terutama pada talenan yang dapat mencemari pangan dan menyebabkan penyakit. Maka hal utama yang harus dilakukan adalah mencuci tangan sebelum mengolah pangan dan sesering mungkin selama pengolahan makanan. Lalu, cuci tangan sesudah dari toilet. Selain itu, penting juga untuk mencuci dan sanitasi seluruh permukaan yang kontak dengan pangan dan alat untuk pengolahan pangan. Dan terakhir, selalu jaga area dapur dan pangan dari serangga, hama, dan binatang lainnya.

Baca Juga:  Pentingnya Identifikasi Bahaya & Penilaian Risiko sebagai Upaya Pencegahan dalam K3

Pisahkan Pangan Mentah & Pangan Matang

Daging mentah, unggas, makanan laut, dan telur harus selalu dipisahkan dari bahan makanan lainnya. Jangan gunakan wadah, piring, pisau atau talenan yang telah digunakan untuk menyimpan daging mentah, unggas, makanan laut, atau telur untuk bahan lainnya. Aturan yang sama juga berlaku untuk peralatan makan. Simpan pangan dalam wadah untuk menghindari kontak antara pangan mentah dan pangan matang.

Masaklah dengan Benar

Masaklah bahan pangan dengan benar, terutama bahan pangan yang rentan terhadap cemaran mikroba seperti daging, unggas, telur dan seafood. Rebus pangan seperti sup hingga mendidih dan pastikan suhu internal makanan dengan menggunakan termometer makanan. Ada rentang suhu internal khusus untuk setiap jenis makanan. Untuk makanan yang dimasak, usahakan suhu internalnya di atas suhu danger zone (mencapai 70°C). Jika bahan pangan akan dikirimkan, harus dipastikan bahwa penyajiannya berada dalam kisaran suhu yang disyaratkan. Demikian juga untuk makanan yang dipanaskan kembali. Hal ini untuk memastikan bahwa semua mikroorganisme berbahaya telah dibunuh sebelum makanan sampai ke tangan pelanggan.

Jagalah Pangan pada Suhu Aman

Jangan membiarkan pangan matang pada suhu ruang lebih dari 2 jam. Simpan pangan yang mudah rusak di dalam lemari pendingin. Jaga suhu di dalam lemari es di bawah 4°C. Agar tidak perlu memeriksa suhu secara manual menggunakan termometer alat beberapa kali sepanjang hari, pertimbangkan untuk memasang sensor suhu agar lebih mudah. Sensor ini dapat memperingatkan petugas makanan ketika suhu lemari es mencapai atau di atas 4°C. Untuk freezer, suhu yang disarankan adalah -17°C.

Perhatikan suhu makanan sebelum disajikan. Bakteri akan mudah berkembang biak pada danger zone (suhu tidak aman) yaitu antara 5° – 60°C. Untuk makanan yang disajikan hangat, pertahankan suhu lebih dari 60°C sebelum disajikan dan jangan biarkan makanan yang disajikan dalam suhu beku mencair pada suhu ruang

 

Gunakan Air dan Bahan Baku yang Aman

Bahan baku, termasuk air dan es dapat terkontaminasi oleh mikroba patogen dan bahan kimia berbahaya. Racun dapat terbentuk dari pangan yang rusak dan berjamur. Memilih bahan baku dan perlakuan sederhana, seperti mencuci dan mengupas kulitnya dapat mengurangi risiko kontaminasi. Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu gunakan air yang aman atau beri perlakuan agar air aman, pilihlah pangan segar dan bermutu, pilihlah cara pengolahan yang menghasilkan pangan aman, seperti susu pasteurisasi, cucilah buah-buahan atau sayuran, terutama yang dimakan mentah, dan jangan mengonsumsi pangan yang sudah kadaluarsa.

Baca Juga:  Amankah Makan Roti Sedikit Berjamur?

Optimalisasi Penyimpanan Makanan di Industri F&B

Dalam dunia industri F&B, penyimpanan makanan bukan hanya sekedar menaruh produk di tempat yang aman. Ada serangkaian langkah yang harus diperhatikan untuk memastikan kualitas, kesegaran, dan food safety tetap terjaga. Berikut adalah langkah-langkah esensial yang harus Anda ketahui:

Penerimaan Produk:

Setiap produk yang masuk harus diperiksa dengan cermat. Pastikan untuk memeriksa suhu produk saat penerimaan. Produk yang didinginkan dengan benar akan mengurangi risiko pertumbuhan bakteri dan mikroorganisme berbahaya.

Penyimpanan yang Aman:

Tempat penyimpanan makanan harus bebas dari bahan kimia dan produk pembersih. Kontaminasi dari bahan-bahan ini dapat merusak produk dan berpotensi membahayakan kesehatan konsumen.

Kebersihan Tempat Penyimpanan:

Tempat penyimpanan harus selalu dalam kondisi bersih dan kering. Kelembaban berlebih dapat memicu pertumbuhan jamur. Selain itu, pastikan area penyimpanan bebas dari hama yang dapat merusak produk.

Praktik FIFO dan FEFO

Praktik FIFO (First In, First Out) dan FEFO (First Expired, First Out) harus diterapkan saat menyimpan dan mengambil produk. Menggunakan produk yang lebih dahulu masuk dan memiliki tanggal kadaluwarsa yang mendekat untuk memastikan rotasi produk yang efisien dan mengurangi risiko pemborosan.

Labeling Produk:

Dengan memberikan label tanggal produksi pada setiap produk, Anda memudahkan proses pelacakan dan memastikan produk yang disajikan selalu segar.

Pisahkan Daging dan Bahan Lain:

Daging mentah memiliki potensi besar untuk kontaminasi silang. Oleh karena itu, simpan daging terpisah dari bahan makanan lain untuk mencegah kontaminasi.

Patuhi Aturan Penyimpanan:

Setiap negara memiliki standar penyimpanan makanan yang berlaku. Pastikan Anda selalu mematuhi aturan tersebut untuk memastikan food safety.

Pemeriksaan Berkala:

Suhu adalah faktor kunci dalam penyimpanan makanan. Lakukan pemeriksaan suhu secara rutin untuk memastikan suhu penyimpanan tetap dalam kisaran yang optimal.

Mengapa Food Safety di Industri F&B Begitu Penting?

Keamanan pangan atau food safety bukan hanya soal menyajikan makanan yang lezat, tetapi juga tentang bagaimana memastikan makanan yang kita konsumsi aman, bergizi, dan bebas dari kontaminasi. Industri F&B memiliki tanggung jawab besar dalam menyajikan makanan yang aman bagi konsumen. Lalu, mengapa food safety penting?

Baca Juga:  Pentingnya Biomonitoring bagi Industri Anda

Perlindungan dari Penyakit Akibat Makanan

Seperti yang dicatat oleh WHO, angka infeksi akibat konsumsi makanan yang tidak higienis sangat tinggi. Kontaminasi biologis, terutama dari mikroorganisme patogen seperti bakteri, menjadi penyebab utama. Konsumsi makanan yang terkontaminasi bisa menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari yang ringan hingga yang fatal.

Pengurangan Biaya Akibat Isu Food Safety

Setiap insiden yang terkait dengan makanan yang tidak aman bisa berdampak besar bagi reputasi dan finansial sebuah perusahaan. Biaya recall produk, ganti rugi, hingga potensi tuntutan hukum bisa sangat membebani.

Mengurangi Limbah

Makanan yang terkontaminasi atau rusak tentunya tidak layak konsumsi dan harus dibuang. Ini berarti ada limbah yang dihasilkan dan potensi kerugian dari makanan yang seharusnya bisa dijual

Kualitas Hidup Lebih Baik

Kualitas hidup konsumen sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka konsumsi. Makanan yang aman tentunya akan mendukung kesehatan yang baik, produktivitas yang lebih tinggi, dan tentunya kualitas hidup yang lebih baik.

Produksi Makanan Berkelanjutan

Food safety tidak hanya soal bagaimana makanan diproduksi, tetapi juga bagaimana proses produksinya memengaruhi lingkungan. Praktik yang ramah lingkungan akan mendukung keberlanjutan produksi makanan di masa depan.

Globalisasi Makanan yang Lebih Aman

Dalam pasar global, standar food safety yang tinggi adalah tiket masuknya. Hanya produk yang memenuhi standar internasional yang bisa bersaing di pasar global.

Kesimpulan

Food safety bukan hanya soal regulasi atau standar yang harus dipenuhi, melainkan juga tentang komitmen dan integritas dalam memberikan yang terbaik bagi konsumen. Dengan demikian, konsumen dapat menikmati makanan dan minuman dengan rasa yang lezat tanpa perlu khawatir tentang kualitas dan keamanannya. Untuk menjaga kualitas bahan pangan, Kolega Prodia dapat melakukan uji kualitas pangan bersama Prodia OHI. Pemeriksaan dan pengujian harus dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa tidak ada cemaran dalam produk pangan yang diproduksi agar kita semua dapat #KerjaBersamaSehatBersama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan dan kesehatan lainnya, kunjungi website kami di www.prodiaohi.co.id.