5 Tips Jaga Kesehatan di Musim Pancaroba

Jaga Kesehatan di Musim Pancaroba

Musim pancaroba merupakan fase transisi antara musim kemarau dan hujan, atau sebaliknya. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi cuaca ekstrem selama periode ini. Variabilitas arah angin dapat mengakibatkan perubahan cuaca yang drastis, berubah dari panas menjadi hujan dengan tiba-tiba atau sebaliknya. Fase ini juga sering dikaitkan sebagai periode peningkatan risiko penyakit, karena itu perlu kita perhatikan.

Daftar isi

Baca Juga:  RETURN TO WORK PASKA COVID DAN ASPEK PERLINDUNGAN PADA PEKERJA MELALUI VAKSINASI

Kondisi Cuaca dan Pengaruhnya pada Kesehatan

Fluktuasi cuaca yang kerap terjadi selama musim pancaroba dapat mengubah kondisi udara menjadi lebih kering, dingin, dan lembap. Situasi ini memudahkan perkembangan berbagai jenis hewan, termasuk nyamuk, serta memfasilitasi perpindahan virus dan bakteri dengan lebih mudah. Selain itu, suhu yang lebih dingin dan penurunan intensitas sinar matahari, yang berpengaruh pada produksi vitamin D, dapat melemahkan sistem imun tubuh. Sebuah studi dari Universitas Yale menunjukkan bahwa fluktuasi suhu udara yang signifikan selama musim pancaroba menciptakan kondisi ideal untuk pertumbuhan dan reproduksi virus serta bakteri.

Penyakit yang Sering Muncul Selama Musim Pancaroba

Berikut adalah beberapa penyakit selama musim pancaroba:

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA): ISPA merupakan kumpulan penyakit yang memengaruhi saluran pernapasan. Gejala umumnya meliputi batuk, pilek, dan kadang disertai dengan demam. Influenza, salah satu bentuk ISPA, adalah infeksi virus yang lebih serius dan dapat menyebabkan komplikasi parah, terutama pada individu dengan sistem imun yang lemah. Bronkitis, inflamasi pada saluran bronkial paru-paru, juga termasuk dalam kategori ISPA dan sering terjadi selama perubahan musim, terutama di musim pancaroba.

Demam Berdarah Dengue: Penyakit ini disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Gejala utamanya adalah demam tinggi yang tiba-tiba, nyeri kepala parah, nyeri di belakang mata, nyeri sendi, dan ruam. Peningkatan populasi nyamuk selama musim pancaroba meningkatkan risiko penyebaran demam berdarah. Pencegahan melalui pengendalian populasi nyamuk dan proteksi diri terhadap gigitan nyamuk adalah kunci utama dalam mengurangi risiko infeksi. Selain itu, vaksinasi mungkin perlu dilakukan jika Anda akan bepergian ke area endemi.

Chikungunya: Chikungunya adalah penyakit yang juga ditularkan melalui gigitan nyamuk, serupa dengan demam berdarah. Gejalanya meliputi demam yang tinggi, nyeri sendi yang parah seringkali diikuti dengan sakit kepala, nyeri otot, mual, dan ruam kulit. Kelelahan dapat berlangsung selama beberapa minggu atau bahkan bulan. Peningkatan populasi nyamuk selama musim pancaroba juga meningkatkan risiko penyebaran Chikungunya.

Alergi: Alergi musim pancaroba sering dipicu oleh debu atau serbuk sari yang dibawa oleh angin kencang. Gejala alergi bisa beragam, mulai dari iritasi mata, bersin, hingga reaksi kulit seperti ruam. Untuk mengatasi alergi, penting untuk mengidentifikasi pemicunya dan mengambil langkah-langkah pencegahan seperti menjaga kebersihan rumah dan lingkungan serta menggunakan masker saat berada di luar ruangan.

Diare: Di musim pancaroba, perubahan cuaca yang cepat dapat mempengaruhi kebersihan lingkungan dan kualitas air, menyebabkan penyebaran virus dan bakteri yang bisa menyebabkan diare. Gejala diare meliputi buang air besar dengan frekuensi yang lebih tinggi dari biasanya, feses yang cair, dan kadang-kadang disertai dengan mual atau muntah. Penting untuk menjaga kebersihan makanan dan minuman serta memastikan asupan nutrisi yang baik untuk membantu pemulihan dari diare

Tips Menjaga Kesehatan di Musim Pancaroba

Menjaga Kebersihan Tangan: Langkah Pertama Pencegahan

Salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaran penyakit adalah dengan menjaga kebersihan tangan. Mencuci tangan secara rutin dan benar, terutama sebelum dan sesudah makan, setelah dari toilet, dan setelah memegang barang-barang yang kotor, adalah kunci utama dalam mencegah masuknya virus dan bakteri ke dalam tubuh.

Baca Juga:  Tuberkulosis dalam Skala Global dan Indonesia

Pola Makan Sehat dan Hidrasi yang Cukup

Makanan sehat dan asupan air yang cukup merupakan fondasi dari kesehatan yang baik. Terapkan prinsip “Isi Piringku” yang seimbang dan pastikan mengonsumsi air putih minimal 8 gelas per hari. Makanan dan air yang dikonsumsi harus dimasak dengan baik dan bebas dari cemaran untuk mencegah masuknya virus dan bakteri.

Aktivitas Fisik: Membangun Sistem Imun yang Kuat

Olahraga teratur tidak hanya menjaga kebugaran tubuh, tetapi juga meningkatkan sistem imun. Menjaga aktivitas fisik yang rutin, terutama di musim pancaroba, akan membantu tubuh melawan virus dan bakteri yang masuk.

Pentingnya Tidur yang Cukup

Kualitas dan kuantitas tidur memiliki dampak besar pada kesehatan. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur dapat meningkatkan risiko terkena flu. Tidur yang cukup dan berkualitas membantu memperkuat sistem imun.

Pemeriksaan Kesehatan Rutin

Melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin sangat penting untuk mendeteksi penyakit sejak dini. Pemeriksaan seperti medical check up dapat membantu mendapatkan pengobatan yang tepat sesegera mungkin.

Baca Juga:  Infeksi Penyakit Menular di Tempat Kerja

Kunci Kekebalan Tubuh di Musim Pancaroba

Vitamin D dikenal memiliki peran penting dalam menjaga sistem imun. Namun, saat ini, terutama selama musim pancaroba, cahaya matahari berkurang yang mengakibatkan asupan vitamin D dalam tubuh menjadi rendah. Padahal sinar ultraviolet matahari diperlukan untuk memicu sintesis vitamin D di kulit lalu ginjal dan hati mengubahnya menjadi bentuk aktif yang dapat digunakan oleh tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mencari sumber alternatif vitamin D, misalnya dari makanan seperti hati sapi, minyak ikan kod, dan ikan sarden, atau mempertimbangkan penggunaan suplemen.

Jumlah vitamin D harian yang direkomendasikan bervariasi tergantung pada usia dan faktor lainnya. Menurut National Institutes of Health (NIH), jumlah vitamin D harian yang direkomendasikan untuk sebagian besar orang dewasa adalah 600-800 unit internasional (IU) per hari. Namun, beberapa ahli menyarankan bahwa orang dewasa mungkin membutuhkan jumlah vitamin D yang lebih tinggi. The Endocrine Society, misalnya, merekomendasikan hingga 1.500-2.000 IU vitamin D setiap hari untuk orang dewasa.

Di musim pancaroba ini, Anda mungkin memerlukan pemeriksaan kadar vitamin D untuk memantau apakah asupan harian Anda suda cukup atau diperlukan tambahan suplemen, terlebih karena vitamin D telah terbukti berperan dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Anda dapat melakukan pemeriksaan vitamin D bersama Prodia OHI, dengan harga spesial Rp.200.000* yang berlangsung mulai 23 Oktober hingga 30 November 2023 hanya di OHC Jakarta dan Cikarang.

Dengan langkah-langkah ini, perusahaan dapat menjaga kesehatan dan kesejahteraan karyawan di musim pancaroba dan meminimalkan risiko absensi akibat penyakit. Jaga kesehatan Anda di musim pancaroba agar kita dapat #KerjaBersamaSehatBersama. Untuk informasi lebih lengkap mengenai layanan dan kesehatan lainnya, kunjungi website kami di www.prodiaohi.co.id