Carpal Tunnel Syndrome (CTS): Musuh Diam-diam Pekerja

Carpal Tunnel Syndrome

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah salah satu gangguan saraf yang seringkali muncul diam-diam namun berdampak besar, khususnya bagi pekerja. Kondisi ini terjadi ketika saraf median di pergelangan tangan tertekan akibat posisi janggal atau gerakan tangan yang berulang. Meski gejala awalnya tampak biasa, seperti kesemutan dan nyeri ringan, bila dibiarkan tanpa penanganan, Carpal Tunnel Syndrome bisa mengganggu produktivitas hingga menurunkan kualitas hidup. Sayangnya, banyak yang belum menyadari risiko tersebut dan menganggapnya sebagai kelelahan biasa. Pada artikel kali ini, Prodia OHI akan membahas lebih dalam mengenai Carpal Tunnel Syndrome, mulai dari gejala, penyebab, hingga langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan di lingkungan kerja.

Apa Itu Carpal Tunnel Syndrome (CTS)?

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah kondisi yang terjadi ketika saraf median di pergelangan tangan tertekan. Saraf ini bertanggung jawab terhadap rasa dan gerakan pada ibu jari, jari telunjuk, jari tengah, dan sebagian jari manis. Gejalanya meliputi rasa nyeri, mati rasa (numbness), dan sensasi kesemutan (paresthesia) di area saraf median yang seringkali muncul secara bertahap, terutama saat tangan banyak digunakan atau gerakan berulang seperti mengetik, menyetir, atau membawa barang. CTS lebih umum terjadi pada perempuan, terutama saat hamil karena struktur anatomis yang lebih sempit pada area pergelangan.

Baca Juga:  Tuberkulosis dalam Skala Global & Indonesia

Carpal Tunnel Syndrome adalah salah satu kelainan saraf fokal mononeuropati yang paling sering terjadi, dan mencakup sekitar 90% kasus dari seluruh kasus. Carpal tunnel sendiri adalah lorong/ saluran sempit di pergelangan tangan yang dikelilingi oleh tulang dan ligamen dan dilalui oleh saraf median dan tendon. Ketika tekanan terjadi secara terus-menerus di area ini, fungsi saraf terganggu dan gejala bisa memburuk hingga menyebabkan kerusakan permanen.

Faktor Risiko Carpal Tunnel Syndrome (CTS)

Ada beberapa faktor risiko yang membuat seseorang rentan terhadap Carpal Tunnel Syndrome, diantaranya:

Perubahan Hormon pada Wanita

Wanita hamil dan menopause lebih rentan mengalami Carpal Tunnel Syndrome karena adanya perubahan hormon yang dapat menyebabkan retensi cairan. Kondisi ini meningkatkan tekanan pada saraf median di pergelangan tangan.

Penyakit Kronis yang Merusak Saraf

Penyakit seperti diabetes dan gagal ginjal dapat merusak jaringan saraf, termasuk saraf median. Akibatnya, gejala CTS seperti mati rasa dan kesemutan bisa semakin parah.

Kondisi Peradangan Kronis

Penyakit seperti rheumatoid arthritis dan asam urat menimbulkan peradangan di sekitar sendi tangan. Peradangan ini menyempitkan saluran karpal dan menekan saraf.

Aktivitas serta Gerakan Tangan yang Berulang dan Intens

Gerakan tangan yang dilakukan terus-menerus seperti mengetik atau menjahit bisa membebani saraf median. Apalagi jika dilakukan dalam posisi tidak ergonomis.

Trauma atau Cedera Pergelangan Tangan

Cedera seperti patah tulang atau memar berat dapat mengubah struktur saluran karpal. Perubahan ini bisa menyebabkan saraf tertekan secara permanen.

Faktor Anatomi dan Genetik

Beberapa orang memiliki struktur pergelangan tangan yang sempit secara alami. Kondisi ini sering diturunkan secara genetik dan meningkatkan risiko Carpal Tunnel Syndrome.

Kegemukan atau Obesitas

Berat badan berlebih menambah tekanan pada pergelangan tangan. Jaringan lemak dapat mempersempit saluran karpal dan menjepit saraf.

Retensi Cairan dalam Tubuh

Penumpukan cairan, seperti saat hamil, dapat menyebabkan pembengkakan jaringan sekitar saraf. Kondisi ini dapat meningkatkan tekanan dalam saluran karpal dan menekan saraf.

Baca Juga:  Strategi Efektif untuk Memperingati Bulan K3 dan Meningkatkan Keselamatan di Tempat Kerja

Penggunaan Obat Tertentu

Obat seperti anastrozole dapat memengaruhi keseimbangan hormon dan jaringan lunak. Konsumsi obat tersebut dikaitkan dengan peningkatan risiko Carpal Tunnel Syndrome meskipun masih perlu penilitian lebih lanjut.

Faktor Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dingin atau menggunakan alat dengan pajanan getaran dapat memperparah tekanan di pergelangan tangan. Posisi tangan yang statis juga meningkatkan risiko Carpal Tunnel Syndrome.

Pekerjaan yang Rentan Terkena Carpal Tunnel Syndrome

Carpal Tunnel Syndrome adalah penyakit yang bisa menyerang siapa saja, terutama mereka yang setiap harinya melakukan gerakan tangan berulang, memberi tekanan langsung dan pajanan getaran ke pergelangan tangan, atau menggunakan alat berat dalam waktu lama.

Pekerjaan dengan Gerakan Tangan Berulang

Profesi yang melibatkan aktivitas dan gerakan berulang seperti mengetik, merajut, atau menyortir barang secara terus-menerus berisiko tinggi mengalami tekanan pada saraf median, diantaranya:

  1. Pekerja kantoran
  2. Staff administrasi
  3. Penjahit dan pekerja garmen
  4. Ibu rumah tangga
  5. Pekerja lini produksi elektronik

Pekerjaan dengan Tekanan Langsung di Tangan

Beberapa pekerjaan mengharuskan menekan alat ke telapak tangan atau memakai sarung tangan ketat dalam waktu lama:

  1. Pekerja konstruksi dan interior (mengecat, tukang kayu)
  2. Pekerja di industri manufaktur dan mekanik
  3. Pekerja pertanian dan stablehand

Pekerjaan Menggunakan Alat Berat atau Bergetar

Menggunakan alat kerja berat atau gerakan berulang seperti obeng, mesin stempel, atau alat dengan gerakan berulang secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko Carpal Tunnel Syndrome, diantaranya:

  1. Mekanik
  2. Kasir (scanner)
  3. Petugas arsip atau penerimaan barang
  4. Pekerja pemrosesan daging & ayam

Pekerjaan Manual Lainnya

Pekerjaan fisik yang menuntut kekuatan tangan atau genggaman juga tak kalah berisiko:

  1. Petani dan peternak
  2. Tukang kebun
  3. Musisi

Langkah-Langkah Pencegahan Carpal Tunnel Syndrome di Lingkungan Kantor

Meskipun belum ada cara yang benar-benar terbukti bisa mencegah Carpal Tunnel Syndrome, ada beberapa langkah pencegahan sederhana yang bisa membantu mengurangi tekanan pada tangan dan pergelangan saat bekerja di kantor:

Kurangi Tekanan dan Rilekskan Cengkeraman

Saat mengetik atau menggunakan mouse, usahakan untuk tidak menekan terlalu keras. Cukup sentuh tombol dengan lembut agar tangan tidak cepat tegang.

Baca Juga:  Tips Menjaga Kesehatan Selama Libur Nataru

Istirahat Singkat dan Rutin

Lakukan peregangan ringan atau gerakan tangan setiap 30–60 menit. Bahkan jeda sebentar bisa membantu mencegah ketegangan yang menumpuk.

Perhatikan Posisi Tangan saat Bekerja

Hindari menekuk pergelangan terlalu naik atau terlalu turun. Idealnya, posisi pergelangan sejajar dengan lantai dan tetap rileks.

Perbaiki Postur Tubuh

Postur tubuh yang salah bisa menyebabkan tekanan pada leher dan bahu yang akhirnya menjalar ke tangan. Sesuaikan posisi layar komputer, bukan tubuh Anda yang mengikuti layar.

Gunakan Mouse yang Nyaman

Pastikan mouse yang Anda gunakan tidak membuat pergelangan terasa tegang. Pilih bentuk dan ukuran mouse yang pas di tangan dan ergonomis.

Jaga Tangan Tetap Hangat

Lingkungan kerja yang dingin bisa membuat tangan cepat kaku. Gunakan sarung tangan tanpa jari jika perlu, agar tetap hangat tanpa mengganggu pekerjaan.

Kesimpulan

Carpal Tunnel Syndrome (CTS) adalah kondisi yang lebih dari sekadar rasa pegal biasa. Kondisi ini bisa menjadi musuh diam-diam yang mengganggu aktivitas harian, terutama bagi pekerja yang rentan melakukan gerakan tangan berulang. Dengan mengenali penyebab dan faktor risiko sejak awal, Anda bisa mencegah gangguan pergelangan tangan yang sering dialami pekerja. Carpal Tunnel Syndrome adalah kondisi yang dapat diminimalkan dengan postur kerja yang benar dan istirahat yang cukup. Meningkatkan kesadaran sejak dini adalah langkah pertama menuju lingkungan kerja yang lebih sehat dan nyaman.

Jika Anda mulai merasakan tanda-tanda seperti kesemutan atau nyeri di pergelangan tangan, jangan abaikan. Segera konsultasikan kondisi Anda ke fasilitas kesehatan kerja atau Occupational Health Provider terpercaya seperti Prodia OHI untuk mendapatkan pemeriksaan dan rekomendasi yang sesuai. Lakukan pemeriksaan lebih lanjut untuk memastikan kesehatan saraf tangan agar kita dapat #KerjaBersamaSehatBersama Prodia OHC. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi (021) 579 573 51/53 (Prodia OHC Jakarta) dan (021) 898 405 84/86 (Prodia OHC Cikarang) atau melalui WA OHC Jakarta dan WA OHC Jababeka.