SINDROM METABOLIK

sindrom metabolik alodokter hjibcd - SINDROM METABOLIK

oleh dr.Puspita Sampekalo

Konsep dari Sindrom Metabolik telah ada sejak ±80 tahun yang lalu, pada tahun 1920, Kylin, seorang dokter Swedia, merupakan orang pertama yang menggambarkan sekumpulan dari gangguan metabolik, yang dapat menyebabkan risiko penyakit kardiovaskuler aterosklerosis yaitu hipertensi, hiperglikemi dan gout.

Sindrom metabolik adalah kumpulan gejala dari berbagai faktor risiko kardiometabolik antara lain obesitas sentral, resistensi insulin, intoleransi glukosa, dislipidemia, non-alcoholic fatty liver disease (NAFLD), yang terjadi bersamaan, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung, stroke dan diabetes.

Menurut World Health Organization (WHO) di beberapa negara prevalensi overweight dan obesitas adalah diatas 1,7 milliar dan 310 juta. Di Indonesia prevalensi overweight dan obesitas adalah 8,8-10,3% (Riskesdas, 2007) dan di Medan dari data survei di Puskesmas adalah 51,0% (Survei Penyakit Degeneratif, 2006). Peningkatan prevalensi obesitas yang dramatis ini merupakan masalah serius karena dapat menyebabkan peningkatan penyakit lain yang berhubungan dengan obesitas.

Berdasarkan the National Cholesterol Education Program Third Adult Treatment Panel (NCEP-ATP III), memiliki sedikitnya 3 kriteria berikut:

1). Obesitas abdominal (lingkar pinggang > 88 cm untuk wanita dan untuk pria > 102 cm)

2). Peningkatan  kadar trigliserida darah (≥ 150 mg/dL, atau ≥ 1,69 mmol/ L)

3). Penurunan kadar kolesterol HDL (< 40 mg/dL atau < 1,03 mmol/ L pada pria dan pada wanita < 50 mg/dL atau <1,29 mmol/ L)

4). Peningkatan tekanan darah  (tekanan darah sistolik ≥ 130 mmHg, tekanan darah diastolik ≥ 85 mmHg atau sedang memakai obat anti hipertensi)

Baca Juga:  Infeksi Penyakit Menular di Tempat Kerja

5). Peningkatan glukosa darah puasa (kadar glukosa puasa ≥ 110 mg/dL, atau ≥ 6,10 mmol/ L atau sedang memakai obat anti diabetes)

PENYEBAB

Kelainan dasarnya adalah resistensi insulin. Insulin adalah hormon yang dibuat oleh pankreas yang membantu mengontrol jumlah gula dalam aliran darah Anda. Resistensi insulin dijumpai pada sebagian besar pasien dengan Sindrom Metabolik. Biasanya, sistem pencernaan Anda memecah makanan yang Anda makan menjadi gula (glukosa). Darah Anda membawa glukosa ke jaringan tubuh Anda , di mana sel-sel menggunakannya sebagai bahan bakar. Glukosa memasuki sel-sel dalam tubuh Anda dengan bantuan insulin. Pada orang dengan resistensi insulin, sel-sel tidak merespon secara normal terhadap insulin, dan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dengan mudah. Akibatnya, kadar glukosa dalam darah meningkat dan hasilnya lebih tinggi dari tingkat normal insulin dalam darah Anda. Hal ini akhirnya dapat menyebabkan diabetes ketika tubuh Anda tidak dapat membuat cukup insulin untuk menjaga glukosa darah dalam kisaran normal.

Bahkan jika tingkat glukosa Anda tidak cukup tinggi untuk masuk dalam kategori diabetes, tingkat glukosa tersebut masih bisa berbahaya. Beberapa dokter menyebut kondisi ini sebagai “pradiabetes”.  Peningkatan resistensi insulin menaikkan tingkat trigliserida dan kadar lemak darah lainnya. Hal ini juga mengganggu kerja ginjal, menyebabkan tekanan darah tinggi. Efek gabungan dari resistensi insulin menempatkan Anda pada risiko penyakit jantung, stroke, diabetes dan kondisi lain.

Resistensi insulin mungkin melibatkan berbagai faktor genetik dan lingkungan . Beberapa orang mungkin secara genetik rentan terhadap resistensi insulin.

Baca Juga:  Kualitas Air dan Dampaknya pada Kesehatan: Mengapa Penting Minum Air Putih yang Berkualitas?

FAKTOR RISIKO

  • Usia, < 10% orang berusia 20-an dan 40% orang berusia 60-an .
  • Ras Asia  berada pada risiko yang lebih besar  daripada orang dari ras lain .
  • Obesitas abdominal
  • Riwayat diabetes, memiliki riwayat keluarga diabetes tipe 2 atau riwayat diabetes selama kehamilan ( gestational diabetes ).
  • Penyakit lain seperti keadaan tekanan darah tinggi, penyakit jantung, penyakit hati (berlemak nonalkohol atau sindrom ovarium polikistik, sejenis masalah metabolisme yang mempengaruhi hormon wanita dan sistem reproduksi).

KOMPLIKASI

Memiliki sindrom metabolik dapat meningkatkan resiko terkena kondisi ini:

• Diabetes: apabila tidak mengontrol resistensi insulin, kadar glukosa akan terus meningkat menyebabkan diabetes.

• Penyakit kardiovaskular: Kolesterol tinggi dan tekanan darah tinggi dapat berkontribusi pada penumpukan plak di arteri. Plak ini dapat menyebabkan arteri mengeras dan sempit, yang dapat menyebabkan serangan jantung atau stroke

APA YANG DAPAT ANDA LAKUKAN

  • Catat setiap gejala yang Anda alami, termasuk yang mungkin tampak tidak berhubungan.
  • Tuliskan informasi pribadi penting, termasuk informasi terbaru. Jika Anda memantau gula darah atau tekanan darah di rumah, membawa catatan hasil, merinci tanggal dan waktu dilakukannya.
  • Buatlah daftar semua obat, vitamin atau suplemen yang Anda gunakan
  • Catat riwayat medis keluarga Anda, secara khusus, perhatikan setiap kerabat yang telah menderita diabetes, serangan jantung atau stroke .

MODIFIKASI GAYA HIDUP

Perubahan ini merupakan kunci untuk mengurangi risiko Anda:

  • Olahraga
  • Menurunkan berat badan, sekitar 5-10% dari berat badan Anda dapat menurunkan kadar insulin dan tekanan darah dan mengurangi risiko diabetes .
  • Makan sehat, The Dietary Approaches to Stop Hypertension ( DASH ) seperti mengurangi konsumsi makanan lemak tidak sehat dan menekankan lebih banyak buah-buahan, sayuran, ikan dan biji-bijian.
  • Berhenti merokok, sebab merokok dapat meningkatkan resistensi insulin.
  • Jadwal pemeriksaan rutin (tekanan darah, kolesterol dan kadar gula darah Anda secara teratur).
Baca Juga:  Dukungan Prodia OHI dalam Peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia oleh WHO

Latihan jasmani merupakan bagian integral dalam penanggulangan obesitas dan penyakit penyertanya. Latihan jasmani tidak saja meningkatkan pengeluaran energi dan menurunkan lemak, tetapi juga mencegah penurunan massa tubuh untuk yang kurus, memperbaiki kebugaran kardiorespirasi, menurunkan risiko kardiometabolik, dan meningkatkan kepercayaan diri. Latihan jasmani aerob akan memperbaiki aliran oksigen ke otot, menyebabkan peningkatan penggunaan sejumlah besar simpanan lemak (glikogen) dan meningkatkan sensitivitas insulin. Latihan jasmani yang disarankan adalah jenis yang sedang, dilakukan selama 30 menit dalam 5 hari/minggu. Dengan latihan jasmani tersebut berat badan akan menurun 0,5 kg/bulan. Untuk mengoptimalkan penurunan berat badan, latihan jasmani dapat ditingkatkan sampai 60 menit selama 5 hari dalam seminggu. Latihan jasmani yang dapat dilakukan seperti berjalan, bersepeda atau naik tangga. Intensitas latihan jasmani yang dianjurkan untuk seseorang bervariasi antara 60-80 persen dari denjut nadi maksimum atau 70 persen kapasitas oksigen maksimum (VO2 max). Penurunan berat badan bermanfaat untuk seluruh komponen simet termasuk terhadap adiposit, dislipidemia, hipertensi, RI, dan hiperglikemia.

http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/metabolic-syndrome/basics/definition/con-20027243

 http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/32596/5/Chapter%20I.pdf