Di Dalam Ruangan, Tapi Masih Kena Polusi?

indoor air quality - Di Dalam Ruangan, Tapi Masih Kena Polusi?

Beberapa waktu ini kualitas udara dan polusi menjadi perbincangan masyarakat, khususnya masyarakat yang tinggal di area Jabodetabek. Pada 16 Agustus 2019 WIB pukul 13:09, Jakarta tercatat sebagai kota dengan index kualitas udara tidak sehat dan ada di urutan pertama kota besar dengan polusi terburuk dikutip dari World AQI (Air Quality Index) ranking, dengan nilai PM 2,5 sebesar 104 μg/m3 (batas aman harian PM 2,5 menurut WHO adalah 25 μg/m3). Polusi diukur salah satunya dengan PM atau particulate matter (atau disebut juga partikel polusi) yang merupakan campuran kompleks partikel padat dan atau cair yang tersuspensi di udara. Partikel-partikel ini dapat bervariasi dalam ukuran, bentuk dan komposisi, tetapi yang harus diperhatikan adalah partikel yang berdiameter 10 mikrometer atau lebih kecil karena partikel ini dapat terhirup. Partikulat yang biasa diukur adalah PM 10 (d=10 mikrometer) dan PM 2,5 (d=2,5 mikrometer). Jika terhirup, partikulat dapat masuk ke dalam sistem pernafasan dan berdampak bagi kesehatan. WHO menyatakan bahwa partikulat di udara dapat menembus jauh ke dalam paru-paru dan masuk ke dalam tubuh secara sistematis, memengaruhi sistem kardiovaskular dan organ utama lainnya. Paparan kronis terhadap partikulat menyebabkan peningkatan risiko kematian dini akibat serangan jantung, stroke, infeksi pernapasan, dan kanker paru-paru.

Polusi dalam ruangan
Tapi, tahukah anda, polusi udara bukan hanya dapat terjadi di luar ruangan? Particulate matter atau PM juga dapat ditemukan di udara dalam ruangan, bangunan dan lingkungan sekitarnya (indoor environtments). EPA (Environtment Protection Agency) menyatakan paparan polutan pada udara dalam ruangan justru berpeluang memiliki dampak lebih besar bagi kesehatan dibanding polusi di luar ruangan, tetapi hal ini masih jarang diketahui orang. Kualitas udara dalam ruangan menjadi sangat penting karena kebanyakan dari kita menghabiskan lebih banyak waktu di dalam ruangan. Orang yang bekerja di kantor maupun yang bersekolah, menghabiskan setidaknya 80% waktunya di dalam ruangan. Terpapar polutan dalam udara ruang dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung dan tenggorokan, gangguan sistem pernafasan, dan sistem kardiovaskuler. Selain itu, kualitas udara ruang yang buruk juga dapat menyebabkan sakit kepala, meningkatkan frekuensi kambuhnya asma, kelelahan, memicu terjadinya sick building syndrom, hingga penurunan produktivitas.

Sumber Polutan dalam ruang
Sumber polutan dalam polusi udara dalam ruangan juga beragam. Selain berasal dari polusi udara luar, sumber polusi dapat berasal dari ruangan itu sendiri yang digolongkan menjadi 3 yaitu: polutan biologis, polutan kimia dan polutan dari pembakaran bahan bakar di dalam ruangan. Polutan biologis diantaranya tungau debu, jamur, bulu hewan peliharaan, bakteri contohnya Legionella dan mikroorganisme atau partikel kecil lainnya yang berasal dari makhluk hidup (contohnya: serbuk sari). Polutan kimia contohnya asap rokok, asap obat nyamuk, senyawa dari bahan bangunan (debu asbes, pelitur furnitur, cat yang menggunakan timbal, radon) dan senyawa volatil (aerosol dari obat nyamuk, spray dan pengharum ruangan; cairan pembersih). Hasil pembakaran dihasilkan dari kegiatan memasak dan pembakaran (termasuk penggunaan lilin, perapian, lampu minyak, pemanas ruangan) terutama yang menggunakan bahan bakar minyak tanah, kayu, arang atau batubara.

Cara Pencegahan:
Kualitas udara dalam ruangan dapat ditingkatkan untuk mengurangi risiko kesehatan yang ada, diantaranya
1. Gunakan ventilasi dan sistem sirkulasi udara yang baik;
2. Hilangkan atau kontrol sumber polutan seperti mengurangi/ menghindari penggunaan bahan bakar solid & cair di dalam ruangan atau mengatur pembuangan asapnya, menggunakan cairan pembersih dan peralatan rumah tangga dengan bahan natural (tanpa aerosol dan senyawa kimia volatil lain), menghindari penggunaan bahan bangunan dan perabotan sumber polutan (asbes, cat berbahan timbal), tidak merokok di dalam ruangan
3. Menjaga kebersihan ruangan dengan rutin membersihkan debu dan mengepel lantai,
4. Penghijauan. Menanam tanaman hijau di area sekitar bangunan atau meletakkan tanaman penyerap polusi di dalam ruangan dapat membantu membersihkan udara
5. Untuk ruangan di dalam gedung bertingkat, area industri yang tertutup dan area pekerjaan yang menggunakan bahan kimia dapat dilakukan pengecekan kualitas udara ruang secara berkala sebagai tindakan pencegahan

Sumber:
https://www.airvisual.com/indonesia/jakarta
https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/ambient-(outdoor)-air-quality-and-health
https://www.epa.gov/indoor-air-quality-iaq
https://www.webmd.com/lung/features/12-ways-to-improve-indoor-air-quality#1
https://www.health.harvard.edu/staying-healthy/easy-ways-you-can-improve-indoor-air-quality

sumber gambar: https://ehs.georgetown.edu/