Tips Penyimpanan Makanan untuk Mencegah Pertumbuhan Jamur

Tips Mencegah Jamur Makanan

Di era modern ini, penyimpanan makanan menjadi salah satu aspek penting yang perlu diperhatikan dalam menjaga kualitas dan kesegaran makanan. Salah satu masalah yang sering dihadapi adalah pertumbuhan jamur pada makanan atau yang disebut yeast & mold (kapang dan khamir). Makanan yang Anda konsumsi setiap hari, mungkin mengandung berbagai macam mikroorganisme, termasuk yeast & mold

Yeast atau khamir adalah organisme mikroskopis dari jenis jamur (fungi) yang terdiri dari sel-sel tunggal (uniseluler). Beberapa spesies mikroorganisme ini bermanfaat dalam pengolahan makanan salah satunya Saccharomyces cereviseae yang berperan dalam pembuatan roti dan fermentasi minuman beralkohol. Tetapi ada juga beberapa spesies khamir yang menyebabkan kerusakan pangan, di antaranya bruxellensis (pada bir, wine dan yoghurt buah), D. hansenii (pada daging olahan yang diawetkan dan produk yang diasinkan), serta Z. bailii (pada jus buah, cuka buah atau wine).

Sementara mold atau kapang merupakan mikroorganisme yang terdiri dari filamen-filamen dan hifa. Jenis jamur ini menyebabkan pembusukan dan kerusakan pada bahan pangan. Jenis-jenis jamur ini tidak hanya merusak makanan, tetapi juga berpotensi membahayakan kesehatan. Contohnya adalah Aspergillus niger (pada kacang-kacangan, biji-bijian, buah & sayuran), Penicillium commune ( pada buah jeruk) dan Rhizopus stolonifer (pada roti, buah dan sayuran)

Mengapa Penyimpanan Makanan yang Baik Itu Penting?

Pertumbuhan jamur pada makanan dapat terjadi karena kondisi penyimpanan yang tidak tepat. Jamur tidak hanya merusak rasa dan tekstur makanan tetapi beberapa jenis jamur juga dapat menghasilkan racun yang berbahaya bagi tubuh. Penyimpanan makanan yang tidak tepat dapat meningkatkan risiko keracunan makanan. Baik yeast maupun mold menyebabkan berbagai tingkat kerusakan dan pembusukan makanan. Keduanya dapat menyerang dan tumbuh di hampir semua jenis makanan kapan saja; mereka menyerang tanaman seperti biji-bijian, kacang-kacangan, kacang-kacangan, dan buah-buahan di ladang sebelum panen dan selama penyimpanan. Yeast dan mold juga tumbuh pada makanan olahan dan campuran makanan.  Makanan yang terkontaminasi dapat menciptakan siklus penyakit dan malnutrisi, terutama memengaruhi bayi, anak-anak, orang tua, dan orang sakit. Kolaborasi yang baik antara pemerintah, produsen, dan konsumen diperlukan untuk membantu memastikan keamanan pangan dan sistem pengelolaan pangan yang lebih baik.

Baca Juga:  Tips Menjaga Kesehatan saat Musim Libur

Makanan yang terkontaminasi dapat menyebabkan penyakit yang berkepanjangan, bahkan kematian. Misalnya, beberapa contoh jamur dalam makanan yang dapat menyebabkan kerusakan antara lain Alternaria, Aspergillus, Candida, Fusarium, dan Mucormycetes. Jamur-jamur ini dapat mencemari atau merusak makanan dan diketahui berbahaya bagi kesehatan manusia. Jamur-jamur ini dapat menghasilkan myxotoxins, yang telah dikaitkan dengan efek jangka panjang terhadap kesehatan, termasuk memicu kanker dan defisiensi imun.

Aflatoxin, yang diproduksi oleh jamur tertentu seperti Aspergillus, merupakan salah satu myxotoxins yang paling beracun dan dapat ditemukan pada tanaman seperti sereal, biji minyak, dan kacang-kacangan. Selain itu, jamur Fusarium biasa ditemukan di tanah dan menghasilkan racun seperti trichothecenes dan fumonisin, yang dapat mencemari tanaman sereal, buah-buahan kering, dan kacang-kacangan. Myxotoxins ini dapat menyebabkan berbagai dampak kesehatan, termasuk gangguan pencernaan, kerusakan ginjal, dan toksisitas pada sistem kekebalan tubuh. Oleh karena itu, penting untuk mewaspadai keberadaan jamur dan myxotoxins berbahaya ini dalam makanan dan mengambil langkah-langkah untuk mencegah konsumsinya.

Tips Penyimpanan Makanan untuk Mencegah Jamur

Penting untuk mengetahui bagaimana cara yang tepat untuk menyimpan makanan dan minuman agar terhindar dari jamur. Berikut beberapa tips penyimpanan untuk mencegah makanan Anda dari pertumbuhan jamur yang bisa Anda lakukan:

  • Menjaga Kebersihan Tempat Penyimpanan: Pastikan bahwa tempat Anda menyimpan makanan selalu dalam kondisi yang bersih dan bebas dari kelembapan. Rutin membersihkan area penyimpanan seperti lemari dan kulkas dapat mengurangi risiko tumbuhnya jamur.
  • Mengatur Suhu Penyimpanan dengan Tepat: Penting untuk menyimpan makanan pada suhu yang ideal. Pastikan kulkas Anda berada pada suhu <4°C dan freezer <-18°C untuk mencegah pertumbuhan jamur atau bakteri lainnya.
  • Memilih Wadah Penyimpanan yang Tepat: Gunakan wadah yang dapat menutup rapat untuk menghindari masuknya udara dan kelembapan yang bisa memicu tumbuhnya jamur.
  • Memanfaatkan Bahan Pengawet Alami: Anda bisa menggunakan bahan-bahan alami seperti cuka, garam, dan gula sebagai pengawet untuk mencegah pertumbuhan jamur. Campurkan bahan-bahan ini dalam takaran yang sesuai untuk membuat larutan pengawet.
  • Menutup Makanan Saat Disajikan: Pastikan makanan tetap tertutup saat disajikan untuk menghindari kontaminasi jamur yang ada di udara.
  • Menggunakan Plastik Pembungkus: Bungkus buah dan sayuran dengan plastik wrap untuk menjaga kelembapan dan mencegah pertumbuhan jamur.
  • Mengelola Makanan Kaleng dengan Benar: Setelah dibuka, pindahkan makanan kaleng ke dalam wadah yang bersih dan simpan di kulkas secepatnya.
  • Menghindari Penyimpanan Makanan di Luar Ruangan Terlalu Lama: Jangan biarkan makanan yang mudah rusak terpapar udara ruangan lebih dari dua jam.
  • Menggunakan Makanan Sisa dengan Cepat: Konsumsi makanan sisa yang disimpan di kulkas dalam waktu 3-4 hari untuk menghindari pertumbuhan jamur
Baca Juga:  Mengatasi Heat Stress di Lingkungan Kerja: Strategi dan Solusi

Pentingnya Rotasi Makanan untuk Mencegah Pertumbuhan Jamur:

  • Mencegah Pertumbuhan Jamur: Rotasi makanan membantu mencegah pertumbuhan jamur, salah satunya dengan memastikan bahwa makanan yang lebih dulu diproduksi dikonsumsi terlebih dahulu, sebelum jamur memiliki kesempatan untuk berkembang biak. Ini sangat penting untuk makanan yang memiliki umur simpan yang lebih pendek dan lebih rentan terhadap pertumbuhan jamur.
  • Mengurangi Risiko Kontaminasi: Dengan menggunakan prinsip FIFO (First In, First Out) dan First Expired First Out (FEFO), Anda dapat mengurangi risiko kontaminasi silang antara makanan baru dan lama. Makanan yang telah disimpan lebih lama mungkin telah terpapar spora jamur, yang dapat menyebar ke makanan lain jika tidak ditangani dengan benar.
  • Memastikan Kesegaran Makanan: Rotasi makanan juga membantu memastikan bahwa makanan yang dikonsumsi selalu segar. Ini tidak hanya penting untuk kualitas rasa tetapi juga untuk kesehatan, karena makanan segar memiliki kemungkinan lebih rendah untuk mengandung jamur berbahaya.
  • Pengawasan yang Lebih Baik: Dengan sistem rotasi yang efektif, Anda dapat lebih mudah memantau tanggal kedaluwarsa dan kondisi makanan. Ini memungkinkan intervensi cepat jika ada tanda-tanda pertumbuhan jamur atau kerusakan lainnya.

Mengidentifikasi Tanda-tanda Jamur pada Makanan

Jamur pada makanan seringkali mudah dikenali melalui tanda-tanda visual dan tekstural. Bercak-bercak atau lapisan berwarna hitam, hijau, putih, atau bahkan merah mungkin muncul pada permukaan makanan. Ini adalah indikasi langsung dari pertumbuhan jamur. Selain itu, perubahan tekstur seperti makanan yang menjadi lembek, berlendir, atau memiliki bau yang tidak biasa juga merupakan tanda adanya jamur. Penting untuk memeriksa makanan secara rutin, terutama yang disimpan dalam waktu lama.

Baca Juga:  Amankah Makan Roti Sedikit Berjamur?

Risiko Kesehatan dari Jamur pada Makanan

Beberapa jenis jamur dapat menghasilkan mycotoxins, yang berbahaya bagi kesehatan manusia, contohnya Aspergillus flavus (menghasilkan aflatoxin, pada kacang-kacangan, jagung) dan Aspergillus ochraceus (menghasilkan ochratoxin). Konsumsi makanan yang terkontaminasi jamur dapat menyebabkan reaksi alergi, masalah pencernaan, dan dalam kasus yang lebih serius, keracunan makanan.

Selain itu, aflatoxin adalah racun penyebab kanker yang diproduksi oleh jamur tertentu di dalam atau pada makanan dan pakan, terutama pada jagung ladang dan kacang tanah. Aflatoxin merupakan mycotoxins yang paling dikenal dan paling intensif diteliti di dunia. Aflatoxin telah dikaitkan dengan berbagai penyakit, seperti aflatoxicosis pada ternak, hewan peliharaan, dan manusia di seluruh dunia. Banyak negara mencoba membatasi paparan aflatoxin dengan mengatur dan memantau keberadaannya pada komoditas yang dimaksudkan untuk digunakan sebagai makanan dan pakan.

Oleh karena itu, sangat penting untuk membuang makanan yang menunjukkan tanda-tanda pertumbuhan jamur, bahkan jika hanya sebagian dari makanan tersebut yang terlihat terkontaminasi.

Kesimpulan

Penyimpanan makanan yang tepat adalah salah satu kunci utama dalam menjaga kualitas dan kesegaran makanan, sekaligus mencegah pertumbuhan jamur yang dapat membahayakan kesehatan. Dengan memahami berbagai jenis jamur yang dapat berkembang pada makanan, serta mengimplementasikan langkah-langkah penyimpanan yang tepat seperti menjaga kebersihan tempat penyimpanan, mengatur suhu penyimpanan, menggunakan wadah yang sesuai, dan menerapkan rotasi makanan, Anda dapat mengurangi risiko kontaminasi jamur. Penting juga untuk mengenali tanda-tanda jamur pada makanan dan memahami risiko kesehatan yang terkait. Dengan langkah-langkah pencegahan ini, Anda dapat memastikan bahwa makanan yang Anda konsumsi ataupun produksi tidak hanya segar tetapi juga aman.

Untuk menghindari kontaminasi jamur dan berbagai bahaya lain penyebab Foodborne Illness, Anda perlu memastikan produk Anda telah lulus uji kualitas pangan. Prodia Food Health Laboratory menyediakan layanan pengujian pangan, baik cemaran mikrobiologi dan cemaran kimiawi. Melalui pengujian pangan yang dilakukan oleh tenaga profesional, maka potensi risiko kontaminasi jamur dapat Anda minimalisir agar kita dapat #KerjaBersamaSehatBersama. Untuk informasi kesehatan lainnya, kunjungi website kami di www.prodiaohi.co.id