Mengenal Occupational Cancer di Lingkungan Kerja: Risiko dan Pencegahannya

Apa itu Occupational Cancer?

Di tengah perkembangan industri yang pesat, memahami dan mengelola risiko kesehatan di tempat kerja menjadi semakin krusial. Occupational cancer, atau kanker akibat kerja, merupakan salah satu risiko serius yang seringkali luput dari perhatian. Seperti dikertahui, penyakit kanker dapat terjadi di hampir semua organ atau jaringan tubuh. Kanker dimulai ketika sel-sel abnormal tumbuh tak terkendali dan melampaui batas, yang dapat menyerang bagian tubuh yang berdekatan atau menyebar ke organ lain. Kanker akibat kerja disebabkan oleh pajanan zat kimia karsinogenik yang terdapat di lingkungan kerja, seringkali tanpa disadari oleh pekerja maupun pemberi kerja. Dalam artikel ini, kita akan menggali lebih dalam tentang apa itu occupational cancer, mengidentifikasi sumber-sumber pajanan, memahami dampak kesehatan yang ditimbulkannya, dan mengeksplorasi langkah-langkah pencegahan yang efektif untuk mengurangi risiko ini.

Apa Itu Occupational Cancer?

Occupational cancer adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan jenis kanker yang disebabkan, baik secara langsung maupun tidak langsung, oleh pajanan zat karsinogenik yang ada di tempat kerja. Pajanan ini biasanya terjadi dalam jangka waktu yang panjang, seringkali lebih dari 10 tahun, sebelum gejala kanker mulai muncul. Zat karsinogenik bisa berupa bahan kimia, debu, radiasi, atau kondisi kerja tertentu yang memicu perubahan sel menjadi sel kanker. Kanker akibat kerja mencakup berbagai jenis kanker, tergantung pada jenis pajanan dan bagian tubuh yang terpengaruh. Memahami dan mengenali sumber pajanan di tempat kerja merupakan langkah awal yang penting dalam mencegah terjadinya occupational cancer.

Apa Itu Zat Karsinogenik?

Zat karsinogenik adalah bahan, campuran, atau agen yang dapat menyebabkan kanker atau meningkatkan risiko terjadinya kanker. Zat-zat ini bisa berwujud debu, gas, uap, atau cairan yang mengandung bahan kimia berbahaya contohnya seperti asbes, benzene, dan kromium VI. Pajanan jangka panjang terhadap zat karsinogenik dapat memicu perubahan pada sel-sel tubuh, yang pada akhirnya dapat berkembang menjadi kanker. Karsinogen tidak hanya terbatas pada bahan kimia, tetapi juga termasuk virus (seperti Hepatitis B dan virus herpes yang terkait dengan sarcoma Kaposi), hormon (seperti estrogen), mineral alami (seperti asbes), bakteri (seperti Helicobacter pylori), radiasi ionisasi (seperti sinar-X), radiasi matahari (seperti radiasi ultraviolet), dan bahkan faktor sistem kerja seperti kerja shift dan kerja malam. Kesadaran akan keberadaan dan risiko pajanan terhadap zat karsinogenik ini sangat penting untuk mencegah terjadinya kanker akibat kerja. 

Baca Juga:  Pentingnya Aspek Wellness Bagi Pekerja

Sumber Pajanan Karsinogenik di Tempat Kerja

Lingkungan kerja, terutama di sektor industri seperti pertambangan, manufaktur, dan konstruksi, sering kali mengandung logam berat dan zat karsinogenik lainnya yang berpotensi menyebabkan occupational cancer. Arsen, kadmium, nikel, dan kromium merupakan contoh logam berat yang berbahaya dan dikategorikan sebagai group 1 karsinogen oleh International Agency for Research and Cancer (IARC). Pekerjaan yang berisiko terpajan zat karsinogenik meliputi pekerjaan di industri pertambangan, di mana pekerja terpajan debu batu bara dan mineral lainnya; pekerjaan di industri manufaktur dan kimia, di mana pekerja terpajan bahan kimia berbahaya; dan pekerjaan di sektor oil & gas, di mana pekerja terpajan benzene dan bahan kimia lainnya. Tanpa perlindungan yang memadai, pekerja yang terpajan zat-zat ini berisiko tinggi menyebabkan berbagai jenis penyakit, termasuk kanker. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk mengidentifikasi sumber pajanan karsinogenik di tempat kerja dan mengimplementasikan langkah-langkah pencegahan untuk melindungi kesehatan pekerja.

Rute Masuk Pajanan Karsinogenik

Dalam lingkungan kerja, zat karsinogenik dapat masuk ke dalam tubuh pekerja melalui berbagai cara, yang masing-masing membawa dampak kesehatan tertentu. Berikut adalah rincian dari masing-masing rute pajanan masuknya zat karsinogenik:

Inhalasi (Terhirup)

Ini adalah rute pajanan yang paling umum di tempat kerja, terutama di industri yang menghasilkan debu, asap, atau uap berbahaya. Pekerja yang terpajan zat karsinogenik melalui pernapasan dapat mengalami sakit kepala, mual, pusing, kantuk, dan dalam kasus yang parah, ketidasadaran. Pajanan jangka panjang melalui inhalasi juga dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan dan kanker paru.

Absorpsi (Kontak Langsung)

Kontak langsung kulit dengan zat karsinogenik dapat menyebabkan reaksi lokal seperti nyeri, kemerahan, dan bengkak. Dalam beberapa kasus, zat karsinogenik yang terserap melalui kulit dapat memasuki aliran darah dan menyebabkan efek sistemik yang lebih serius, termasuk gangguan pada organ internal.

Ingesti (Tertelan)

Meskipun kurang umum, zat karsinogenik dapat masuk ke dalam tubuh melalui konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi tangan atau wadah yang sebelumnya sudah terkontaminasi zat karsinogenik. Hal ini dapat menyebabkan muntah, iritasi lambung, pusing, mengantuk, kejang, detak jantung cepat, dan dalam kasus yang sangat parah, kematian. Karena alasan inilah sangat penting bagi pekerja di industri makanan dan minuman untuk mencuci tangan dan menggunakan APD seperti sarung tangan dan menerapkan prosedur dengan baik untuk memastikan makanan yang diproduksi, aman dari kontaminasi berbahaya yang dapat mengganggu kesehatan konsumen jika tertelan.

Baca Juga:  Budayakan K3 untuk Sehat dan Selamat dalam Bekerja

Dampak Kesehatan dari Pajanan Karsinogenik

Pajanan terhadap zat karsinogenik di tempat kerja dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan serius, tergantung pada jenis zat karsinogenik dan durasi pajanan. Berikut adalah beberapa dampak kesehatan yang umum terjadi:

Arsen

Pajanan terhadap arsen, yang sering ditemukan di industri pertambangan dan pemrosesan logam, dapat meningkatkan risiko kanker kulit, kanker paru-paru, dan kanker kandung kemih. Arsen bekerja sebagai karsinogen dengan merusak DNA sel, yang dapat memicu mutasi genetik dan memfasilitasi perkembangan sel kanker. Selain itu, pajanan jangka panjang terhadap arsen juga dikaitkan dengan penyakit kulit non-kanker, seperti hiperpigmentasi dan keratosis.

Nikel

Pajanan terhadap debu dan asap nikel, yang umum di industri peleburan nikel dan pembuatan baja, dapat meningkatkan risiko kanker paru-paru dan kanker hidung. Nikel dan senyawanya dapat menginduksi perubahan pada DNA sel, yang memicu proses karsinogenesis. Selain risiko kanker, pajanan terhadap nikel juga dapat menyebabkan dermatitis alergi, yang merupakan reaksi alergi pada kulit.

Kromium

Pajanan terhadap kromium VI, bentuk kromium yang paling berbahaya, dikaitkan dengan peningkatan risiko kanker paru dan gangguan pernapasan lainnya.

Kadmium

Pajanan jangka panjang terhadap kadmium dapat menyebabkan gangguan ginjal dan peningkatan risiko kanker paru. Kadmium juga dapat menyebabkan kerapuhan tulang dan gangguan pada sistem pernapasan.

Pencegahan Occupational Cancer di Tempat Kerja

Dalam upaya mencegah occupational cancer, perusahaan harus mengambil langkah-langkah proaktif untuk melindungi pekerja dari pajanan zat karsinogenik. Berikut adalah beberapa langkah pencegahan yang dapat diimplementasikan:

Identifikasi dan Evaluasi Risiko

Langkah pertama adalah melakukan identifikasi dan evaluasi risiko yang terkait dengan keberadaan logam berat dan zat karsinogenik lainnya di tempat kerja. Ini melibatkan peninjauan proses kerja, bahan yang digunakan, dan potensi sumber pajanan.

Kontrol Teknis & Administratif untuk Mengurangi Pajanan

Mengimplementasikan kontrol teknis seperti penggunaan sistem ventilasi yang efektif, penggantian bahan baku dengan alternatif yang lebih aman, dan penggunaan peralatan yang mengurangi emisi zat berbahaya. Kontrol administratif seperti penggantian pekerja (rolling) selama waktu tertentu dan penjadwalan juga dapat dilakukan untuk mengurangi efek pajanan.

Edukasi Pekerja

Memberikan pelatihan dan edukasi kepada pekerja tentang bahaya logam berat dan zat karsinogenik lainnya serta cara menghindarinya. Ini termasuk pelatihan tentang penggunaan APD yang benar dan praktik kerja yang aman.

Baca Juga:  Homesickness dan Menurunnya Produktivitas Pekerja

Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD)

Menyediakan dan memastikan penggunaan APD yang sesuai, seperti masker respirator, sarung tangan, dan pakaian pelindung, untuk pekerja yang berisiko terpajan.

Monitoring Lingkungan Kerja

Melakukan monitoring lingkungan kerja secara berkala untuk memantau tingkat pajanan dan memastikan bahwa kondisi kerja tetap dalam batas yang aman. Ini termasuk pengukuran konsentrasi zat karsinogenik di udara dan evaluasi efektivitas kontrol yang telah diterapkan.

Pentingnya Pemeriksaan Kesehatan Berkala

Pemeriksaan kesehatan berkala menjadi kunci dalam deteksi dini potensi efek negatif pajanan karsinogenik terhadap kesehatan pekerja. Melalui pemeriksaan ini, pekerja dapat mengetahui kondisi kesehatan mereka secara lebih akurat dan mengambil langkah pencegahan atau pengobatan lebih lanjut jika diperlukan. Pemeriksaan kesehatan berkala dapat mencakup screening untuk kanker tertentu, tes fungsi ginjal, pemeriksaan sistem pernapasan, dan monitoring biologis (melalui spesimen darah, rambut atau urin) untuk mendeteksi adanya zat karsinogenik dalam tubuh.

 

Perusahaan dapat bekerja sama dengan penyedia layanan kesehatan profesional, seperti Prodia OHI, untuk menyelenggarakan pemeriksaan kesehatan berkala bagi pekerja. Kerja sama ini tidak hanya memastikan kesehatan pekerja tetapi juga menunjukkan komitmen perusahaan terhadap kesejahteraan dan keselamatan kerja. Selain itu, pemeriksaan kesehatan berkala dapat membantu perusahaan dalam mengidentifikasi dan mengurangi risiko pajanan karsinogenik, sehingga menciptakan lingkungan kerja yang lebih sehat dan aman.

Kesimpulan

Mengurangi risiko occupational cancer membutuhkan upaya bersama dan komitmen kuat dari semua pihak terkait, terutama dari perusahaan yang memiliki peran penting dalam menciptakan lingkungan kerja yang aman dan sehat untuk para pekerjanya. Pemeriksaan kesehatan berkala tidak hanya berfungsi sebagai deteksi dini terhadap potensi efek negatif pajanan karsinogenik, tetapi juga sebagai langkah preventif untuk menjaga kesehatan pekerja secara keseluruhan. Kerja sama dengan penyedia layanan kesehatan profesional, seperti Prodia OHI, dapat memastikan bahwa pemeriksaan kesehatan dilakukan secara efektif dan efisien, memberikan manfaat maksimal bagi pekerja dan perusahaan.

Mari kita semua, baik pengelola perusahaan maupun pekerja, berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah konkret dalam mencegah occupational cancer. Dengan bekerja sama, kita dapat menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat, mendukung kesejahteraan pekerja, dan pada akhirnya, berkontribusi pada masa depan yang lebih baik bagi semua.  Lakukan monitoring lingkungan kerja secara berkala untuk memastikan kesehatan pekerja dan mendukung terciptanya lingkungan kerja yang sehat dan aman agar kita semua dapat #KerjaBersamaSehatBersama. Untuk informasi lebih lanjut mengenai layanan kesehatan kami, kunjungi website kami di www.prodiaohi.co.id