Stres merupakan respons alami tubuh secara psikologis dan fisiologis terhadap perubahan atau tantangan yang dihadapi. Reaksi ini dapat memicu berbagai emosi seperti rasa takut, marah, sedih, cemas, waspada atau frustrasi. Selain itu, stres juga dapat mempengaruhi fungsi fisiologis seseorang seperti nafsu makan, energi, minat, dan konsentrasi seseorang. Maka untuk memberikan ketahanan terhadap dampak stres, terwujudlah suatu usaha yang disebut coping stress.
Stres tidak selalu berdampak negatif bagi seseorang, manusia membutuhkan stres dalam kadar tertentu yang bersifat positif (eustress) untuk meningkatkan motivasi dan produktivitasnya. Namun jika tidak dikelola dengan baik, stres dapat berefek negatif (distress) yang mengganggu aktivitas dan menyebabkan hilangnya produktivitas. Bahkan jika berlangsung dalam jangka panjang, dapat memperburuk kondisi kesehatan baik fisik maupun mental. Oleh karena itu, mengenali dan mengelola stres dengan cara yang sehat sangatlah penting.
Daftar isi
Stres di Tempat Kerja
Menurut data dari Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) pada 2012, sekitar 20% orang dewasa usia kerja menghadapi masalah kesehatan mental. Sementara itu, Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2017 melaporkan bahwa 60,6% pekerja industri kecil dan menengah mengalami depresi dan 57,6% diantaranya mengalami insomnia.
Pekerjaan dengan jadwal yang berubah-ubah, seperti pada perawat yang bekerja shift malam, sering kali menghadapi tantangan kesehatan mental. Gangguan ritme sirkadian, kelelahan, dan kurang tidur dapat memengaruhi kualitas kerja dan meningkatkan risiko berbagai penyakit. Selain itu, gangguan kesehatan mental di tempat kerja dapat menurunkan produktivitas, memengaruhi hubungan antar kolega, dan berdampak pada kinerja perusahaan.
World Health Organization (WHO) pada 2022 mencatat bahwa dampak ekonomi global dari penurunan produktivitas akibat gangguan kesehatan mental mencapai US$ 1 triliun setiap tahunnya. Namun, masih banyak individu yang enggan berbicara tentang masalah kesehatan mental yang mereka alami. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menyediakan dukungan dan fasilitas yang memadai bagi kesejahteraan mental pekerjanya..
Mengenal Coping Stress: Strategi Menghadapi Tekanan Hidup
Stres adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan sehari-hari. Bagaimana cara Anda merespons stres, dikenal dengan istilah “coping stress”, sangat menentukan kualitas hidup Anda. Meskipun setiap individu memiliki cara unik dalam menghadapi stres, penting untuk memahami dan menerapkan strategi coping yang sehat. Bukan sekadar menafikan dengan berkata “aku baik-baik saja”, namun juga tidak berlebihan hingga sampai pada tahap mendiagnosis diri sendiri tanpa dasar yang jelas.
Definisi Coping Stress
Coping didefinisikan sebagai pemikiran dan perilaku yang diaktifkan untuk mengelola situasi stres, baik dari dalam diri maupun dari luar. Ini adalah istilah yang digunakan khusus untuk mobilisasi tindakan yang disadari dan dilakukan secara sukarela, berbeda dengan ‘mekanisme pertahanan’ yang merupakan respons adaptif bawah sadar atau tidak sadar, keduanya bertujuan untuk mengurangi atau menoleransi stres.
Ketika seseorang menghadapi pemicu stres, berbagai cara yang digunakan untuk mengatasinya disebut sebagai ‘gaya coping’. Gaya-gaya ini konsisten sepanjang waktu dan lintas situasi. Secara umum, coping dibagi menjadi coping reaktif (reaksi setelah pemicu stres) dan coping proaktif (bertujuan untuk menetralisir pemicu stres di masa depan).
Kategori Coping Stress
Mengenali dan memahami berbagai jenis coping stress dapat membantu seseorang memilih strategi yang paling efektif dan sesuai dengan situasinya. Berikut adalah empat kategori utama dari coping stress yang umumnya digunakan oleh individu dalam menghadapi situasi yang menantang:
- Problem-focused: Mengatasi masalah yang menjadi sumber stres. Contohnya meliputi mengidentifikasi masalah secara aktif, perencanaan tindakan yang dapat dilakukan jangka pendek & jangka panjang, dan melakukan hal-hal untuk mengatasi masalah secara aktif.
- Emotion-focused: Bertujuan untuk mengurangi emosi negatif yang terkait dengan masalah. Contohnya dengan menyadari dan menerima sepenuhnya perasaan & emosi yang timbul, afirmasi positif, mendekatkan diri kepada Tuhan, atau melalui humor.
- Meaning-focused: Individu menggunakan strategi kognitif untuk mendapatkan dan mengelola makna dari situasi tersebut.
- Social coping (support-seeking): Individu mengurangi stres dengan mencari dukungan emosional atau instrumental dari komunitas mereka.
Mengatasi Stres Secara Mandiri dan Peran Penting Perusahaan
Strategi Mengatasi Stres Secara Mandiri
Stres di tempat kerja adalah hal yang umum terjadi, tetap jika dibiarkan berlarut-larut, dapat berdampak buruk pada kesehatan mental dan fisik. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu untuk memiliki strategi dalam mengatasi stres. Berikut adalah beberapa langkah untuk mengatasi stres yang dapat Anda coba:
- Ambil Waktu Istirahat: Meskipun kesibukan kerja mungkin menumpuk, luangkan waktu sejenak untuk beristirahat. Hal sederhana seperti berjalan-jalan sebentar atau melakukan peregangan dapat membantu meredakan ketegangan.
- Prioritaskan Kesehatan: Konsumsi makanan bergizi, rutin berolahraga, dan pastikan tidur yang cukup. Kesehatan fisik yang baik dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap stres.
- Lakukan Kegiatan Positif: Manfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau kegiatan yang Anda sukai. Hal ini dapat menjadi sarana pelepas stres yang efektif.
- Koneksi Sosial: Berbicara dengan teman, keluarga, atau kolega dapat memberikan perspektif baru dan dukungan emosional. Jangan ragu untuk mencari bantuan profesional jika merasa perlu.
Peran Perusahaan dalam Mendukung Kesejahteraan Mental Pekerja
Perusahaan memegang peran strategis dalam menciptakan lingkungan kerja yang kondusif dan mendukung kesejahteraan mental pekerjanya. Beberapa langkah yang dapat diambil oleh perusahaan antara lain:
- Pembagian Beban Kerja yang Adil: Pastikan setiap pekerja memiliki beban kerja yang sesuai dengan kapasitasnya, sehingga dapat mencegah kelelahan dan stres berlebih.
- Keseimbangan Waktu Kerja: Dorong pekerja untuk memiliki keseimbangan antara waktu kerja dan waktu istirahat. Hindari budaya lembur berlebihan yang dapat mempengaruhi kualitas hidup pekerja.
- Lingkungan Kerja yang Nyaman: Fasilitas kerja yang baik, lingkungan yang bersih, dan hubungan interpersonal yang harmonis dapat meningkatkan kenyamanan dan produktivitas kerja.
- Pelatihan dan Workshop: Adakan sesi pelatihan atau workshop mengenai teknik mengatasi stres, manajemen waktu, dan keterampilan lain yang mendukung kesejahteraan mental pekerja.
- Budaya Kerja Kolaboratif: Ciptakan suasana kerja yang mendukung, di mana setiap pekerja merasa dihargai, didengar, dan memiliki kesempatan untuk berkembang
Dalam menghadapi tantangan dan tekanan hidup, setiap individu memiliki caranya masing-masing untuk mengatasi stres. Namun, yang perlu diingat adalah bahwa tidak ada satu metode pun yang paling unggul; yang terpenting adalah menemukan strategi yang sesuai dengan kebutuhan dan situasi pribadi Anda.
Sebagai individu, Anda harus selalu waspada terhadap cara-cara mengatasi stres yang kurang sehat, seperti menunda pekerjaan, menghindari masalah, mengisolasi diri, atau bahkan berpaling ke kebiasaan buruk seperti konsumsi alkohol berlebihan, penyalahgunaan obat-obatan, bekerja tanpa henti, atau makan secara berlebihan. Semua tindakan tersebut hanya akan menambah beban dan tidak membantu dalam jangka panjang.
Kesimpulan
Jika Anda merasa tekanan kerja Anda sudah melebihi batas kemampuan Anda untuk mengatasinya, sangat disarankan untuk mencari metode yang sehat dalam menghadapi stres. Dan jika Anda merasa perlu bantuan tambahan, jangan ragu untuk mencari dukungan profesional. Mengakui bahwa Anda memerlukan bantuan bukanlah tanda kelemahan, melainkan kebijaksanaan.
Perusahaan juga memiliki peran penting dalam mendukung kesejahteraan mental pekerjanya. Dengan menyediakan lingkungan kerja yang mendukung dan memberikan akses ke sumber daya yang membantu pekerja mengatasi stres, perusahaan tidak hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga mendukung tercapainya kesejahteraan pekerja.
Sebagai bagian dari komitmen untuk mendukung kesejahteraan pekerja, Prodia OHI menawarkan layanan “Psychosocial Risk Factor Identification” yang bertujuan untuk mengidentifikasi potensi risiko psikososial di lingkungan kerja Anda agar #KerjaBersamaSehatBersama. Untuk informasi lebih lanjut tentang layanan ini dan topik kesehatan lainnya, kunjungi situs web Prodia OHI di www.prodiaohi.co.id