DiarDiare kerap dianggap sebagai penyakit musiman di Indonesia, terlebih ketika memasuki musim hujan, apakah benar? Terlebih dengan jumlah kasus diare yang masih sering terjadi di sekitar kita, maka kita perlu memeriksa ulang apa yang menjadi penyebab diare dan bagaimana meminimalisir risiko kasus dari diare.
Dampak dari Diare
Menurut data yang disampaikan oleh World Health Organization (WHO), penyakit diare adalah penyebab kematian kedua pada anak di bawah lima tahun, dan bertanggung jawab atas kematian sekitar 525.000 anak setiap tahun.
Berdasarkan data yang diberikan oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, penyakit atau kematian karena diare masih menduduki peringkat 3 di tahun 1990 dan peringkat 7 di tahun 2017 sebagai penyakit dengan kasus tertinggi dan bahkan menyebabkan kematian di Indonesia.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Badan Penyelenggara Jaminan (BPJS), disampaikan bahwa terdapat 344.528 kasus diare di tahun 2017 dan 243.983 kasus diare di tahun 2018. Lima Provinsi Terbanyak Kasus Diare di 2017 dan 2018 adalah : 1). Jawa Barat 2). Jawa Timur 3). Jawa Tengah 4). DKI Jakarta 5).Sumatera Utara.
Kondisi penyakit diare yang memiliki angka cukup tinggi ini juga memberikan dampak pada ekonomi keluarga. Biaya yang dikeluarkan untuk pasien diare di tahun 2017 adalah sebesar 475,95 Miliar dan di tahun 2018 sebesar 304,25 Miliar. Tentu Anda akan berpikir biaya tersebut akan lebih efektif jika kita melakukan langkah prefentif dengan tepat.
Memahami Definisi dari Diare
Diare didefinisikan sebagai buang air besar yang encer atau cair yang terjadi sebanyak tiga kali atau lebih per hari (atau buang air besar lebih sering dari biasanya untuk individu).
Ada tiga jenis klinis diare:
- diare berair akut – berlangsung beberapa jam atau hari, dan termasuk kolera;
- diare berdarah akut – juga disebut disentri; dan
- diare persisten – berlangsung 14 hari atau lebih.
Penyebab Diare
Umumnya diare merupakan gejala infeksi pada saluran usus, yang dapat disebabkan oleh berbagai organisme bakteri, virus dan parasit. Infeksi menyebar melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi, atau dari orang ke orang sebagai akibat dari kebersihan yang buruk.
Air sebagai bahan dasar dalam pembuatan makanan dan yang kita konsumsi sehari-hari memiliki dampak yang besar. Banyak faktor risiko penyakit lainnya yang disebabkan oleh kualitas air yang buruk, seperti kolera, disentri, hepatitis A, tifoid, dan polio. Sedangkan kualitas air bersih dibutuhkan sebagai bahan dalam pengolahan makanan, proses pencucian bahan pangan, dsb.
Langkah Pengobatan dan Pencegahan Diare
Diare harus segera diobati dengan larutan rehidrasi oral (ORS), larutan air bersih, gula dan garam. Namun jika kondisi Anda masih menunjukkan keterparahan, Anda harus segera datang ke dokter untuk mendapatkan perawatan intensif.
Namun seperti pepatah sedia payung sebelum hujan, kita juga perlu terus melakukan langkah preventif pencegahan diare. Intervensi untuk mencegah diare adalah dengan mengkonsumsi dan menggunakan air minum yang aman, penggunaan sanitasi yang baik dan cuci tangan pakai sabun dapat mengurangi risiko penyakit.
Berdasarkan Permenkes Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2017, parameter kualitas air bersih yang diperiksa di antaranya berupa kondisi fisik, kandungan kimia dan kandungan biologi. Dan bagi Anda yang memiliki usaha di bidang kuliner, sudah menjadi tanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan kualitas air yang bersih.
***
Prodia OHI yang telah terakreditasi ISO 17025 dapat melakukan pemeriksaan kualitas air bersih bagi bisnismu. Dengan memeriksa kualitas air dan kandungan lain yang terdapat dalam bahan panganmu, maka Kolega Prodia turut andil dalam memperbaiki kualitas kesehatan di Indonesia. Wujudkan semangat #KerjaBersamaSehatBersama
Sumber: t.ly/iHb-t.ly/jB8B t.ly/WABo