Belajar dari Negara Lain dalam Menanggapi Varian Omicron

Belajar dari Negara Lain dalam Menanggapi Varian Omicron - Belajar dari Negara Lain dalam Menanggapi Varian Omicron

Dalam website resmi sehat negeriku.kemkes.go.id, disampaikan bahwa terjadi penambahan 92 kasus konfirmasi (Senin, 10 Januari 2022), sehingga total konfirmasi Omicron sebanyak 506 kasus yang didominasi oleh Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN). 

Timeline varian Omicron

Secara lini masa, varian baru SARS-CoV-2, B.1.1.529 pertama kali terdeteksi pada spesimen yang dikumpulkan pada 11 November 2021 di Botswana dan pada 14 November 2021 di Afrika Selatan. Pada 24 November 2021 varian baru ini, dilaporkan ke WHO dan 26 November 2021 varian ini dinamakan Omicron yang diklasifikasikan sebagai Variant of Concern (VOC). Di Indonesia sendiri, berdasarkan pelacakan asal muasal masuknya varian Omicron ke Indonesia, kasus pertama diduga berasal dari warga negara Indonesia (WNI) yang tiba dari Nigeria pada tanggal 27 November 2021.

 

Sekilas tentang Omicron

Sebagai VOC, WHO masih terus menerus meneliti varian Omicron. Berdasarkan bukti sementara, varian ini memiliki beberapa mutasi yang mungkin berdampak pada perilakunya. Riset sementara menunjukkan bahwa varian Omicron mungkin tidak memiliki dampak keterparahan daripada varian Delta, namun penyebarannya lebih cepat daripada varian lainnya. Umumnya, ketika virus beredar luas dan menyebabkan banyak infeksi, maka kemungkinan virus bermutasi juga meningkat. Semakin banyak peluang yang dimiliki virus untuk menyebar, maka semakin banyak peluang yang dimilikinya untuk mengalami perubahan.

Baca Juga:  Pahami Prinsip ABC (Airway, Breath and Circulation) Sebagai Pertolongan Pertama

 

Omicron di Afrika Selatan

Berdasarkan data dari BBC pada 16 Desember 2021, data pasien rumah sakit di semua provinsi di Afrika Selatan, terjadi peningkatan kasus Covid yang tajam. Berita baiknya, perawatan yang diberikan kepada pasien varian Omicron relatif lebih singkat dan kebutuhan akan oksigen serta ventilator lebih sedikit daripada kondisi pandemi dari varian Covid-19 sebelumnya. Tercatat juga oleh Discovery Health bahwa orang dewasa yang terinfeksi di Omicron 30% lebih kecil kemungkinannya untuk dirawat di rumah sakit.

Lantas apakah kita perlu mengabaikan varian Omicron? WHO memperingatkan agar kita tetap berwaspada, karena masih dibutuhkan banyak data untuk mengenal varian baru ini. Penyebab perbedaan besar dari gelombang Omicron dan sebelumnya sangat mungkin disebabkan tingkat vaksinasi dan kekebalan alami pada populasi sehingga mengurangi potensi keterparahan, walaupun masih mungkin untuk terpapar.

Kondisi yang berbeda terjadi pada negara Inggris yang mengalami dampak besar karena gelombang Omicron. Hal ini sangat mungkin disebabkan Afrika Selatan memiliki populasi dengan usia rata-rata 27.6 tahun sedangkan rata-rata populasi di Inggris rata-rata berusia 40,4, sehingga mungkin berdampak pada keterparahan Omicron bagi negara-negara dengan populasi yang lebih tua.

 

Lantas, Apa yang Dapat Kita Pelajari dan Siapkan

Varian Omicron, sebagai VOC terbaru, merupakan tanda bahwa perjuangan melawan pandemi Covid-19 masih perlu dilanjutkan. Menurut Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, varian Omicron teridentifikasi menyebar di 150 negara dan tidak menutup kemungkinan terjadinya lonjakan kasus di Indonesia. Tetapi kita perlu hadapi tanpa merasa takut berlebihan.

Baca Juga:  Mengenal Gangguan Muskuloskeletal pada Pekerja

Pemerintah Indonesia terus mempersiapkan diri dengan adanya kemungkinan lonjakan kasus varian Omicron. Langkah pertama yang diambil adalah menutup untuk sementara waktu masuknya WNA ke Indonesia baik secara langsung maupun transit dan atau sebelumnya pernah tinggal yang dari 14 negara yang dianggap berpotensi membawa varian ini. Negara tersebut adalah Afrika Selatan, Perancis, Norwegia dan Botswana; negara yang letak geografisnya berdekatan dengan negara tersebut yakni Zambia, Angola, Malawi, Zimbabwe, Mozambique, Lesotho, Eswatini, dan Namibia; serta negara dengan jumlah kasus Omicron lebih dari 10.000 kasus yakni Inggris dan Denmark.

Langkah kedua yang dipersiapkan adalah pengadaan fasilitas perawatan yang dapat mudah dijangkau. Dikarenakan tingkat keparahan varian Omicron cenderung rendah, mayoritas kasus juga menunjukkan gejala ringan atau tidak bergejala, maka Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi menyatakan bahwa akan ada kerja sama dengan banyak platform telemedicine untuk memberikan jasa konsultasi dokter dan jasa pengiriman obat secara gratis sehingga pasien kelak dapat menjalani isolasi di rumah.

Baca Juga:  Homesickness dan Menurunnya Produktivitas Pekerja

Langkah selanjutnya adalah melanjutkan program pencegahan dan penangan Covid-19 yang telah ada. Pemerintah tetap melakukan 3T (testing, tracing and treatment) dan Kolega Prodia tetap mematuhi protokol 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas) serta turut dalam pelaksanaan vaksinasi mulai dari tahap 1, 2 dan booster.

Mari antisipasi terjadinya gelombang pandemi yang disebabkan varian Omicron dengan sebuah keyakinan bahwa kesehatan kerja di perusahaan Anda terjamin dan semuanya dapat #KerjaBersamaSehatBersama. Kolega Prodia dapat memanfaatkan juga layanan pemeriksaan laboratorium terkait COVID-19 dari Prodia OHC sebagai langkah preventif melalui beberapa paket berikut:

  • Paket 1: Anti SARS-CoV-2 (Immunology/ Serology Test)
  • Paket 2: SARS-CoV-2 RNA (PCR Test)
  • Paket 3: Antigen SARS-CoV-2 (Rapid Test)
  • Paket 4: Antigen SARS-CoV-2 (Rapid Test) + Anti SARS-CoV-2 (Immunoassay/Serology Test)
  • Paket 5: Anti SARS-CoV-2 Kuantitatif (S-RBD)

 

Info Pendaftaran:

Prodia OHC (Jakarta)

Menara Palma, Mezzanine Floor # 2-01

Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 Kav. 6

Jakarta Selatan 12950, Indonesia

Telp. (021) 579 573 51/53

ohc@prodiaohi.co.id

 

Prodia OHC (Jababeka)

Ruko Golden Boulevard

Jl. Niaga Raya Blok CC 5

No. 16-19 Pasir Sari, Jababeka II

Cikarang Selatan Bekasi 17530

Telp. (021) 898 405 84/86

ohc.cikarang@prodiaohi.co.id

 

Sumber: t.ly/tU3f t.ly/yrwA t.ly/1xF4 t.ly/G4cg t.ly/tJNJ t.ly/ITbg t.ly/hD06 t.ly/BgBu