Apa itu Monkeypox dan Bagaimana Mencegah Penularannya?

Apa itu Monkeypox dan Bagaimana Mencegah Penularannya - Apa itu Monkeypox dan Bagaimana Mencegah Penularannya?

Sempat mengalami panik karena kasus monkeypox terjadi di Indonesia? Atau apakah Anda mengalami ketakutan penyakit ini dapat berdampak besar layaknya Covid-19 yang terjadi pada 2020 lalu? Apakah Anda juga kuatir akan risiko penyakit lain yang mungkin terjadi secara massal maupun yang mungkin dapat menyerang diri Anda?

Sebelum Anda panik, ada baiknya jika kita mengenali apa itu monkeypox dan bagaimana mencegah penularannya. Dengan memahami hal tersebut, tentu membuat Anda lebih bijak dalam merespons situasi tersebut.

 

Apa itu monkeypox?

Monkeypox bukanlah sebuah penyakit yang tiba-tiba muncul dalam jangka waktu dekat layaknya Covid-19, ada sejarah yang telah terjadi sebelumnya. Pertama kali monkeypox ditemukan pada tahun 1958 di Denmark yang ditemukan pada dua kasus penyakit mirip cacar menyerang koloni monyet yang kala itu dipelihara untuk penelitian. Hal ini menyebabkan penyakit mirip cacar tersebut dikenal dengan sebutan monkeypox atau cacar monyet. 

Penyakit ini pertama kali ditemukan pada manusia di Republik Demokratik Kongo pada tahun 1970. Lambat laun kasus monkeypox menyebar ke sembilan negara di Afrika Tengah dan Afrika Barat, yaotu Kamerun, Republik Afrika Tengah, Pantai Gading, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, dan Sierra Leone.

Wabah monkeypox dalam lingkup global mulai terjadi pada tahun 2022 dengan banyaknya kasus dan klaster yang dilaporkan secara bersamaan dari negara-negara non-endemik dan endemik yang secara geografis saling berjauhan. Hal yang masih menjadi pertanyaan justru sebagian besar kasus berkaitan dengan riwayat perjalanan dari Eropa dan Amerika Utara, bukan dari Afrika. 

Baca Juga:  Jaga Ginjalmu, Jaga Kesehatanmu!

 

Apa penyebab monkeypox?

Sebagai sebuah penyakit zoonosis, monkeypox dapat ditularkan dari hewan ke manusia dan juga menyebar dari manusia ke manusia. Hal ini dikarenakan secara taksonomi, manusia dan hewan relatif memiliki kesamaan DNA dan relatif mudah terjadi penularan penyakit satu sama lain. 

Virus cacar monyet adalah virus DNA untai ganda berselubung yang termasuk dalam genus Orthopoxvirus dari famili Poxviridae dan subfamili Chordopoxvirinae. Genus Orthopoxvirus juga mencakup beberapa virus lainnya, seperti virus variola (penyebab cacar), virus cacar sapi, dan virus vaccinia (dipakai untuk vaksin cacar). Ada dua clade genetik yang berbeda dari virus monkeypox: clade Afrika tengah (Congo Basin) dan clade Afrika barat.

 

Bagaimana penularan monkeypox terjadi?

Terdapat dua risiko penularan monkeypox, yaitu:

  1. Monkeypox dapat menular melalui kontak fisik dengan hewan terinfeksi (hewan pengerat dan primata). Risiko tertular monkeypox dari hewan dapat diturunkan dengan meminimalisir kontak dengan hewan liar, terutama hewan sakit atau mati – termasuk daging dan darahnya.
  2. Monkeypox menyebar dari orang yang memiliki ruam monkeypox, termasuk melalui kontak tatap muka, kulit ke kulit, mulut ke mulut atau mulut ke kulit, termasuk kontak seksual.
Baca Juga:  Hubungan antara depresi, kecemasan, dan stres dengan kualitas tidur pada masyarakat Indonesia selama pandemi COVID-19

 

Gejala cacar monyet

Terdapat dua fase dari gejala cacar monyet yang dapat dilihat:

  1. Fase akut atau prodromal (0-5 hari): berupa demam, sakit kepala hebat, limfadenopati (pembengkakan kelenjar getah bening), nyeri punggung, nyeri otot, dan kelelahan yang terus menerus. Limfadenopati dapat dirasakan di leher, ketiak atau selangkangan/lipatan paha
  2. Fase erupsi (sekitar 1-3 hari setelah timbul demam): berupa munculnya ruam atau lesi pada kulit yang terkonsentrasi pada wajah (dalam 95% kasus), dan telapak tangan dan telapak kaki (dalam 75% kasus). 

 

Langkah mencegah penularan monkeypox

Monkeypox relatif memiliki potensi dicegah melalui berbagai langkah preventif. Lakukan langkah berikut untuk mencegah penularan monkeypox.

  1. Kurangi risiko penularan bagi pelaku perjalanan negara endemis (utamanya penularan dari hewan ke manusia).
  1. Hindari kontak langsung atau provokasi hewan penular monkeypox,
  2. Hindari mengonsumsi atau menangani daging yang diburu dari hewan liar,
  3. Biasakan mengonsumsi daging yang sudah dimasak dengan benar,
  4. Gunakan APD lengkap saat menangani hewan terinfeksi,
  5. Pelaku perjalanan yang baru kembali dari wilayah terjangkit segera memeriksakan dirinya jika mengalami gejala dan menginformasikan riwayat perjalanannya.
  1. Mengurangi risiko penularan bagi pelaku perjalanan di negara non-endemis (utamanya penularan dari manusia ke manusia)
  1. Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat,
  2. Hindari kontak tatap muka /kontak fisik dengan siapa saja yang memiliki gejala atau barang terkontaminasi oleh orang yang bergejala,
    Gunakan APD sesuai saat merawat penderita.
  1. Minimalisir kepanikan dan stigma negatif.
  1. Monkeypox bergejala ringan dengan tingkat kematian rendah dan dapat diobati.
  2. Berikan dukungan psikososial untuk penderita selama perawatan dan setelah keluar dari ruang isolasi.
Baca Juga:  Pentingnya Olahraga dan Peningkatan Sistem Imun

 

***

Berbagai risiko penyakit mungkin dapat terjadi kepada siapa saja dan kapan saja. Hidup dengan higienis, tetap menjaga pola makan bernutrisi, aktif bergerak dan berolahraga serta melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin dapat menjadi langkah preventif bagi kita menghindari berbagai risiko penyakit.

Lakukan pemeriksaan medical check up bersama Prodia OHI. Dapatkan juga berbagai informasi kesehatan lainnya dengan mengikuti update terbaru di www.prodiaohi.co.id  

Banyak manfaat yang Anda dapatkan, terlebih ketika bisnis F&B Anda telah mendapatkan izin dari BPOM. Salah satu langkah yang Kolega Prodia perlu lakukan adalah melakukan pemeriksaan nilai gizi pangan pada laboratorium yang telah tersertifikasi. Prodia Food Health Lab yang telah terakreditasi KAN ISO 17025 dapat melayani uji pemeriksaan nilai gizi pangan produk Anda dengan tepat dan mewujudkan semangat #KerjaBersamaSehatBersama pada bisnis Anda.

 

Sumber: t.ly/yg1-, Pedoman pencegahan dan pengendalian monkeypox (Kemkes)