DETEKSI DINI DISLIPIDEMIA

- DETEKSI DINI DISLIPIDEMIA

Oleh : dr. Permata Novita Rina

Dislipidemia yaitu kelainan metabolisme lipid (=lemak) yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, trigliserida, kolesterol LDL dan/atau penurunan kadar kolesterol HDL dalam darah. Prevalensi dislipidemia di Indonesia tahun 2004, didapatkan 16,2 % pada wanita dan 14 % pada pria.

Batasan kadar lipid dalam darah

Komponen Lipid

Batasan (mg/dl)

Klasifikasi

 Kolesterol Total

< 200

 Yang diinginkan

200 – 239

 Batas tinggi

> 240

 Tinggi

 Kolesterol LDL

< 100

 Optimal

100 – 129

 Mendekati optimal

130 – 159

 Batas tinggi

160 – 189

 Tinggi

> 190

 Sangat tinggi

 Kolesterol HDL

< 40

 Rendah

> 60

 Tinggi

 Trigliserida

< 150

 Normal

150 – 199

 Batas tinggi

200 – 499

 Tinggi

> 500

 Sangat tinggi

 

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya dislipidemia. Bisa disebabkan oleh faktor genetik atau juga bisa disebabkan faktor sekunder akibat dari penyakit lain seperti diabetes mellitus, sindroma nefrotik serta faktor kebiasaan diet lemak jenuh (saturated fat), kegemukan dan kurang olahraga.

Baca Juga:  KANKER AKIBAT KERJA

Bagaimana mendiagnosis Dislipidemia ?

Untuk menegakkan diagnosis dislipidemia perlu dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan kolesterol HDL dalam darah. Contoh darah diambil dari vena.Persiapan pemeriksaan kolesterol

  • Untuk pemeriksaan kolesterol (lipid) lengkap diperlukan puasa 12 jam
  • Untuk pemeriksaan kolesterol total saja tidak diperlukan puasa
  • Untuk pemeriksaan kolesterol LDL secara direk, tidak diperlukan puasa

Bagaimana mendeteksi dini dislipidemia ?

Setiap orang dewasa berumur > 20 tahun dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan kadar kolesterol total, kolesterol LDL, trigliserida dan kolesterol HDL. Sebaiknya pemeriksaan tersebut dimasukkan ke dalam pemeriksaan kesehatan rutin berkala (Check Up). Jika hasilnya normal, perlu diulang setiap 5 tahun.

Apa yang harus dilakukan jika terjadi Dislipidemia? Dislipidemia harus diterapi karena merupakan faktor penting dalam terjadinya aterosklerosis, yang akhirnya dapat menyebabkan Penyakit Jantung Koroner (PJK) dan Stroke.